Didorong Jadi Capres di 2024, Puan Maharani Harus Kerja Keras Dongkrak Elektabilitas

Ujang mengatakan, Puan sebagai tokoh sentral PDIP sehingga sangat layak diajukan sebagai salah satu kandidat calon presiden 2024.

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Okt 2021, 13:09 WIB
Ketua DPP PDIP nonaktif Puan Maharani. (Liputan6.com/Putu Merta Surya Putra)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin memprediksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) akan tetap mengusung Puan Maharani untuk maju sebagai kandidat calon presiden 2024 dibanding kader lain di internal. 

Karena itu, PDIP hingga kini terus berupaya menaikkan elektabilitas  putri suling Megawati Soekarnoputri itu sampai benar-benar siap berkompetisi di pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

"Sudah ada bocoran dari internal PDIP, mereka akan mengajukan Puan Maharani untuk maju sebagai kandidat calon presiden 2024. Kata mereka, menang bersama dan nyungsep juga bersama. Kalaupun nyungsep atau kalah itu sudah resiko, karena mendorong figur yang elektabilitasnya rendah,” kata Ujang Komarudin saat dihubungi, Rabu (27/10/2021). 

Ujang meyakini rencana PDIP yang tetap mendorong Puan untuk maju menjadi calon presiden (capres) dibandingkan mempertimbangkan kader lain di internal karena ada beberapa faktor.

Pertama, Puan sebagai putri mahkota dari Ketua Umum Megawati Soekarnoputri. Kedua, Puan sebagai tokoh sentral PDIP sehingga sangat layak diajukan sebagai salah satu kandidat calon presiden 2024.

“Kalau menang dalam pilpres mendatang, semuanya senang dan bangga. Kalaupun kalah dan babak belur, minimal sudah mencoba dan berjuang,” terangnya. 

Pengamat Politik Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) ini menambahkan, PDI Perjuangan akan menempuh berbagai macam cara untuk bisa mengerek elektabilitas Puan Maharani. 

Usaha itu termasuk mensosialisasikan Puan lewat baliho Kepak Sayap Kebhinekaan beberapa waktu lalu, blusukan, bagi-bagi sembako ke masyarakat, sampai beberapa bulan terakhir selalu mengikuti kunjungan kerja Jokowi ke sejumlah daerah.

"Banyak jalan menuju Roma, dari pasang baliho di mana-mana, blusukan, lewat media social, bakti social, sampai ikut kunjungan Jokowi menjadi salah satu cara menuju Roma itu. Apakah akan sampai atau kandas. Sampai saat ini elektabilitasnya masih rendah berdasarkan hasil beberapa survei terbaru. Kita lihat perkembangan politik ke depan. 

Doktor Ilmu Politik Universitas Indonesia (UI) ini meyakini, jabatan Puan Maharani sebagai Ketua DPR bisa mendongkrak elektabilitasnya.

Syaratnya, Ketua DPP PDIP tersebut bisa membuat kebijakan-kebijakan yang prorakyat. Artinya, buat rakyat senang dengan kebijakan-kebijakan yang berpihak kepada mereka. 

"Butuh usaha keras dan mencari momentum agar Puan bisa disenangi publik," ujar dia.

 


Elektabilitas Masih Rendah

Sebelumnya, dalam sejumlah survei, elektabilitas Puan memang masih tertinggal dibanding tokoh lain seperti Prabowo Subianto, Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Ridwan Kamil.

Survei Poltracking Indonesia yang dilakukan pada periode 3-10 Oktober 2021 dan diumumkan pada Senin (25/10/2021) menempatkan Puan Maharani berada di urutan kedelapan dengan elektabilitas 1,9 % dari 15 nama yang ditanyakan.

Sementara, survei Charta Politika pada 12 Agustus lalu, menempatkan nama Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani di urutan terbawah elektabilitas 10 tokoh calon presiden atau Capres 2024, yakni hanya 1,4 persen.

Selain itu, hasil survei Indikator Politik Indonesia mencatat elektabilitas Ketua DPR Puan Maharani sebagai capres-cawapres  di Pilpres 2024 menurun meski baliho "Kepak Sayap Kebhinnekaan" disebar di sejumlah daerah dan viral di media sosial. 

Berdasarkan hasil survei pada 30 Juli-4 Agustus itu, elektabilitas politisi PDI Perjuangan itu berada di angka 0,4 persen, turun dari elektabilitas pada April sebesar 1,1 persen.

Namun, di saat yang sama, popularitas Puan mengalami peningkatan tipis. Pada April, tingkat keterkenalan Puan sebesar 50 persen. Saat ini, popularitas Puan mencapai 60 persen.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya