Liputan6.com, Jakarta Peringati Hari Sumpah Pemuda dan Hari Batik Nasional, Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) dengan kompetisi berbatik dengan menggunakan media sosial kekinian.
Selain itu mereka juga menggunakan Senayan Park, Jakarta Selatan, untuk memamerkan berbagai macam karya batik khas berbagai daerah di Indonesia. Menurut Ketua Umum IWAPI, Nita Yudi, batik yang dipamerkan berasal dari berbagai daerah di Indonesia.
"Jadi para anggota IWAPI ini juga memiliki usaha dalam pembuatan batik. Maka dari itu, kita bantu pemasarannya, sampai ke luar negeri," tutur Nita Yudi dalam keterangannya, Jumat (29/10/2021).
Baca Juga
Advertisement
Bukan hanya itu, para pengusaha wanita ini pun membuat kompetisi berbusana batik di media sosial Tiktok dan Instagram. Tak main-main viewersnya hampir mencapai 300 ribu lebih.
"Ini event untuk Hari Batik Nasional dan Hari Sumpah Pemuda, kami membentuk event ini untuk menarik minat kaum milenial, anak muda untuk cinta menggunakan pakaian batik. Makanya kami sebut kompetisi Tiktok Berbatik,"tutur Nita Yudi.
IWAPI juga ingin memperkenalkan batik tidak hanya dari Pulau Jawa saja, melainkan setiap provinsi memiliki ciri khas batik masing-masing. Bila Indonesia memiliki 37 provinsi, maka batik tiap provinsi dan kota kabupatennya beraneka ragam.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Ditonton Hampir 300 Ribu Warganet
Sementara, menurut Moudy selaku WKU VI Parwisata dan Ekonomi Kreatif IWAPI Moudy Lintuuran ada 51 akun Tiktok dan Instagram yang mengikuti kompetisi tersebut.
"Dari anggota kami ada 35 peserta, juga ada dari masyatakat umum 16 peserta. Itu benar-benar batik yang dipakai beraneka ragam, unik, menarik dan memiliki nilai budaya daerah masing-masing," kata Moudy.
Kompetisi tersebut pun mendapat like hingga 294 ribu di akun Tiktok dan 60 ribuan di akun Instagram.
"Jadi banyak peminatnya, padahal ini tahun pertama, antusiasnya luar biasa. Makanya kedepan akan jadi event tahunan," ujar Moudy. (Pramita Tristiawati)Attachments
Advertisement