Rotasi Bumi Semakin Cepat, Waktu Akan Hilang 1 Detik?

Durasi hari bertambah 0.05 milidetik karena rotasi Bumi semakin lambat.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 29 Okt 2021, 19:46 WIB
Ilustrasi langit (Gambar oleh Free-Photos dari Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - Rotasi planet Bumi semakin cepat lalu melambat pada 2021. Implikasi dari perubahan rotasi Bumi ini adalah waktu yang makin lambat, meski tak sampai satu detik.

Pada 2020, rotasi bumi semakin cepat. Pada awal 2021, gerakan Bumi masih cepat, tetapi pada Juli 2021 mulai sedikit melambat lagi.

Berdasarkan laporan Live Science, Jumat (29/10/2021), tiap harinya Bumi memiliki 86.400 detik. Namun, terkadang rotasi Bumi tidak sempurna, sehingga bisa ada satu detik yang dikurangi dari jam. Hal itu disebut "negative leap second."

Pengurangan seperti itu tidak pernah terjadi dalam jam internasional, tetapi sejak 2020 ada potensi hal itu akan terjadi, sebab kecepatan Bumi semakin cepat.

Situs Time and Date menyebut pada awal 2021, rotasi Bumi semakin cepat, sehingga panjangnya hari berkurang 0,38 milidetik ketimbang 2020. Pada 1 Juli - 30 September 2021, rotasi Bumi mulai melambat lagi, meski rotasinya masih lebih cepat dari rata-rata.

Apabila gerakan Bumi tetap cepat seperti ini, maka satu detik mungkin bisa hilang pada 10 tahun ke depan. Alhasil, jam 23:59:58 pada 31 Desember akan langsung menjadi 00:00:00

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Misteri Kecepatan Bumi

Penggambaran planet Bumi kita terlihat saat orang-orang mengunjungi Planetarium Shanghai yang baru dibuka di Shanghai (30/7/2021). Museum Astronomi Shanghai menampilkan berbagai pameran interaktif tentang asal usul alam semesta dan sejarah astronomi. (AFP/Hector Retamal)

Pengurangan satu detik ini dikhawatirkan memiliki dampak terhadap sistem IT. Pasalnya, software didesain dengan "positive leap second", bukan "negative leap second."

"Hingga belakangan ini, dirasakan bahwa negative leap second tidak akan terjadi," ujar Dennis McCarthy, mantan Direktur Waktu di United States Naval Observator (USNO).

Situs Time and Date sendiri masih belum punya kepastian apakah pengurangan waktu satu detik itu akan benar-benar terjadi. Pasalnya, kecepatan Bumi adalah perkara kompleks.

"Variasi-variasi kecepatan rotasi Bumi adalah hasil dari gerakan kompleks dari carian intinya, samudera-samudera, dan atmosfer, ditambah dengan efek-efek lain," tulis situs tersebut.

Pihak USNO berkata secara internal berusaha melakukan modelling untuk memahami dua tahun ke depan atau lebih, tetapi ternyata itu hal yang sulit.


Masyarakat Tak Akan Sadar

Orang-orang berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Situs Time and Date memprediksi bahwa masyarakat mungkin tak sadar tentang satu detik yang hilang itu.

Namun, orang-orang yang mengelola infrastruktur kritis diminta bersiap, sebab program komputer berpotensi terdampak. Meski demikian, program komputer dinilai bisa beradaptasi jika negative leap second terjadi.

"Bagi sebuah program komputer, menambah satu detik lebih bermasalah ketimbang melompat satu detik," ujar Adalbert Michelic, Administrator Sistem Senior di situs Time and Date.

"Orang-orang yang menjalankan infrastrukstur kritis akan perlu bersiap, tetapi mayoritas orang tidak akan menyadari sedetik yang hilang," ujarnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya