Studi Temukan Potensi Negatif dari Penggunaan Medsos ke Anak Usia Di Bawah 11 Tahun

Pengguna Instagram dan Snapchat berusia di bawah 11 tahun berpotensi memiliki perilaku digital yang lebih bermasalah.

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Nov 2021, 21:45 WIB
Ilustrasi Anak Main Gadget (Photo by pan xiaozhen on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta Ketika hendak membuat akun baru di media sosial, pengguna akan diminta untuk memberikan informasi mengenai usia. Semua media sosial biasanya bisa diakses oleh seseorang yang berusia minimal 13 tahun.

Faktanya, masih banyak pengguna berusia di bawah 11 tahun yang menggunakan media sosial.

Studi yang dipublikasikan di jurnal Computers in Human Behavior menemukan bahwa pengguna media sosial Instagram dan Snapchat berusia di bawah 11 tahun berpotensi memiliki perilaku digital yang lebih bermasalah.

Selain itu, studi ini juga menemukan pembatasan yang diberikan orang tua kepada anaknya terhadap penggunaan handphone dan media sosial memperbaiki beberapa efek negatif yang ditimbulkan.

Melansir dari Hindustan Times, Selasa (2/11/2021), penulis utama studi Linda Charmaraman berkata, “Sepertiga sampel kami sudah mulai menggunakan media sosial pada usia 11 atau 12 tahun dan sepertiga lainnya sudah mulai pada usia 10 tahun atau lebih muda.”

Kemudian, ia melanjutkan "Studi ini membantu kami memahami risiko, serta manfaat bagi anak-anak dan remaja sehingga orang tua dan pembuat kebijakan bisa membuat keputusan yang memprioritaskan kesejahteraan mereka."

Charmaraman bersama dengan penulis lainnya melakukan survei terhadap 773 siswa sekolah dasar (SD) di Timur Laut AS terkait inisiasi media sosial, perilaku digital, dan pembatasan orang tua terhadap penggunaan teknologi digital.

Para peneliti melihat bergabungnya siswa di platform media sosial seperti Instagram atau Snapchat sebelum berusia 11 tahun secara signifikan dikaitkan dengan memiliki teman online atau mengakses situs media sosial yang tidak disetujui orang tua, perilaku digital yang lebih bermasalah, perilaku online yang tidak bersimpati, dan kemungkinan terkena pelecehan seksual yang lebih besar.

Namun, beberapa efek negatif ini justru berkurang ketika orang tua membatasi penggunaan handphone dan media sosial anak-anaknya.


Hasil Penelitian Lainnya

Simak alasan mengapa orang tua tidak boleh menghalangi anak menggunakan gadget menurut psikolog. (Foto: Unsplash.com/Alexander Dummer).

Tidak semua penelitian menunjukkan hasil yang buruk. Terlepas dari kapan seseorang bergabung dengan media sosial, remaja awal lebih sering terlibat dalam perilaku digital yang positif.

Sementara itu, mereka yang bergabung dengan media sosial sebagai anak-anak ketika berusia 10 tahun atau lebih muda menunjukkan kecenderungan yang lebih besar untuk terlibat dalam perilaku komunitas online yang mendukung atau terlibat secara sosial.

Misalnya, menumbuhkan kesadaran akan masalah sosial atau mengatur acara melalui media sosial. Hal ini mungkin terjadi karena sejak usia muda mereka diperkenalkan dengan potensi positif dan negatif dari media sosial.

Charmaraman menyimpulkan standar umur penggunaan media sosial minimal 13 tahun berpotensi menjadi standar yang baik jika dapat ditegakkan.

Lebih lanjut, ada beberapa strategi yang bisa dilakukan oleh orang tua saat sang anak menggunakan media sosial, di antaranya sebagai berikut.

1. Tetap melacak media sosial yang digunakan dan jaringan teman online.

2. Tetapkan satu aturan tentang penggunaan handphone yaitu dengan membatasi durasi penggunaannya setiap hari.

3. Melakukan pemantauan secara rutin kepada anak berusia 10 tahun ke bawah yang sedang menggunakan media sosial.

Diketahui Charmaraman dan timnya sedang melakukan penelitian untuk menentukan apakah usia pengguna media sosial memiliki efek jangka panjang pada kesehatan dan kesejahteraan mereka atau tidak.

Reporter: Shania

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya