Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Bumi Arta Tbk (BNBA) akan menawarkan sebanyak 750 juta saham baru melalui hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue. Saham baru tersebut akan dicatatkan di PT Bursa Efek Indonesia (BEI/Bursa) pada 13 Desember 2021.
Hal tersebut disampaikan Bank Bumi Arta melalui prospektusnya di keterbukaan Bursa, yang dikutip Liputan6.com.
Perseroan telah mendapatkan persetujuan pemegang saham pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 25 Oktober 2021.
Baca Juga
Advertisement
Perseroan mengharapkan bisa mendapatkan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 29 November 2021. Daftar Pemegang Saham yang Berhak Memperoleh HMETD pada 9 Desember 2021.
Berikut adalah jadwal yang telah direncanakan perseroan:
Cum-HMETD di Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi : 7 Desember 2021
Ex-HMETD di Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi : 8 Desember 2021
Cum-HMETD di Pasar Tunai : 9 Desember 2021
Ex-HMETD di Pasar Tunai : 10 Desember 2021
Distribusi Sertifikat HMETD : 10 Desember 2021
Periode Perdagangan HMETD : 13 – 17 Desember 2021
Periode Pembayaran dan Pelaksanaan HMETD : 13 – 17 Desember 2021
Periode Distribusi Saham Hasil HMETD : 15 – 21 Desember 2021
Akhir Pembayaran Pemesanan Saham Tambahan : 21 Desember 2021
Penjatahan Efek Tambahan : 22 Desember 2021
Distribusi Saham Hasil Penjatahan : 23 Desember 2021
Pengembalian Uang Pemesanan : 23 Desember 2021
Namun, perseroan belum menentukan rasio HMETD nya dan harga penawaran per saham atas saham baru yang diterbitkan ini. Nilai nominal saham baru adalah sebesar Rp 100 per saham.
PT Bank Bumi Arta Tbk hanya mengungkapkan, jika pemegang saham tidak melaksanakan haknya melalui pelaksanaan HMETD ini maka akan terjadi dilusi sebesar maksimum 24,51 persen.
Dana Hasil Rights Issue
Dana dari penerbitan saham baru (right issue) dengan HMETD tersebut, Bank Bumi Arta akan menambah modal intinya menjadi sebesar Rp 2 triliun dan memperkuat struktur permodalan perseroan.
Hal ini untuk mendukung kegiatan usahanya sebagai Bank Umum Swasta Devisa, terutama dalam rangka pemberian kredit kepada nasabah yang akan direalisasikan secara bertahap, dan/atau belanja modal perseroan untuk pengembangan digital banking. Namun, perseroan tidak merinci berapa target perolehan dana dari right issue ini.
Sebelum pelaksanaan right issue dengan HMETD ini, berikut adalah susunan pemegang saham BNBA:
- PT Budiman Kencana Lestari sebanyak 420.000.000 saham atau setara 18,18 persen
- PT Dana Graha Agung sebanyak 630.000.000 saham atau setara 27,27 persen
- PT Surya Husada Investment sebanyak 1.050.000.000 saham atau setara 45,45 persen
- Rachmat Mulia Suryahusada sebanyak 276.500 saham atau setara 0,01 persen
- Wikan Aryono S sebanyak 329.200 saham atau setara 0,01 persen
- Hendrik Atmaja sebanyak 340.000 saham atau setara 0,01 persen
- Tan Hendra Jonathan sebanyak 200.000 saham atau setara 0,01 persen
- Edwin Suryahusada sebanyak 63.000 saham atau setara 0,003 persen
- Masyarakat sebanyak 209.019.300 saham atau setara 9,04 persen
Per 30 Juni 2021, jumlah aset perseroan mencapai sebesar Rp 7,54 triliun, dengan total liabilitas sebesar Rp 5,91 triliun, dan ekuitas sebesar Rp 1,63 triliun.
Per 30 Juni 2021, pendapatan perseroan turun 4,06 perseroan menjadi sebesar Rp. 145,9 miliar dibandingkan dengan pendapatan pada periode yang sama pada 2020 sebesar Rp. 152,07 miliar yang terutama disebabkan karena adanya penurunan Pendapatan Bunga.
Advertisement
Gerak Saham BNBA
Pada penutupan perdagangan Jumat, 29 Oktober 2021, saham BNBA naik 1,76 persen ke posisi Rp 1.445 per saham. Saham BNBA dibuka stagnan Rp 1.420 per saham.
Saham BNBA berada di level tertinggi Rp 1.495 dan terendah Rp 1.415 per saham. Total frekuensi perdagangan 2.015 kali dengan volume perdagangan 67.675. Nilai transaksi Rp 9,9 miliar.
Reporter: Elizabeth Brahmana