Menko PMK Minta Edukasi Risiko Bencana pada Masyarakat Ditingkatkan

Pemberian edukasi yang diberikan pada saat pra bencana itu, harus meliputi dimensi pengurangan dampak terhadap ancaman, pengurangan, kerentanan dan peningkatan kapasitas masyarakat terhadap bahaya tersebut.

oleh Nila Chrisna Yulika diperbarui 30 Okt 2021, 01:30 WIB
Menko PMK Muhadjir Effendy menyampaikan cuti bersama 2021 dikurangi dari 7 hari menjadi hanya tinggal 2 hari saja saat Rapat Koordinasi di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Senin (22/2/2021). (Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy berharap Indonesia tidak hanya memperhatikan bencana hidrometeorologi ketika terjadinya darurat bencana maupun pasca bencana saja. Tetapi juga pada tahap pra bencana melalui pemberian pemahaman serta kesiapsiagaan seluruh lapisan masyarakat.

Untuk itu, dia meminta edukasi dan sosialisasi mengenai risiko bencana hidrometeorologi pada masyarakat lebih ditingkatkan.

“Ancaman hidrometeorologi harusnya tidak perlu berubah menjadi bencana. Untuk memutus lingkaran kejadian yang sering terjadi berulang, kita membutuhkan pemahaman yang lebih baik tentang risiko bencana hidrometeorolgi dalam semua dimensinya,” kata Muhadjir dalam Rapat Koordinasi Antisipasi La Nina yang diikuti secara daring di Jakarta, Jumat (29/10/2021).

Pemberian edukasi yang diberikan pada saat pra bencana itu, harus meliputi dimensi pengurangan dampak terhadap ancaman, pengurangan, kerentanan dan peningkatan kapasitas masyarakat terhadap bahaya tersebut.

Nantinya, selain meningkatkan kesiapsiagaan pada masyarakat, pemberian edukasi serta sosialisasi itu juga dapat membantu mengurangi risiko kerugian baik secara material maupun korban jiwa. Sehingga akan memberikan dampak positif terhadap peningkatan kesejahteraan dan ketahanan negara pada masyarakat.

"Dalam kaitannya dengan kebencanaan termasuk hidometeorologi itu, ujung-ujungnya adalah pada masalah kesejahteraan, ketahanan dan keamanan dari warga negara. Dalam hal ini, berkaitan juga dengan pembangunan sumber daya manusia," kata dia.


Waspada Banjir dan Longsor

Menurut Muhadjir, meskipun curah hujan di Indonesia sedang berada pada intensitas sedang, tidak menutup kemungkinan bahwa adanya potensi munculnya bencana hidrometeorologi lainnya seperti banjir yang kemudian diikuti angin puting beliung ataupun tanah longsor.

Selain itu, kenaikan tren kejadian bencana pada negara yang disebabkan oleh peningkatan curah hujan yang ekstrem juga dapat berkaitan erat terjadi karena adanya perubahan iklim.

Oleh sebab itu, dia menegaskan penting bagi masyarakat untuk lebih memahami dan menyadari lingkungannya supaya dapat melakukan mitigasi yang sesungguhnya bila sewaktu-waktu bencana hidrometeorologi kembali terjadi.

"Dengan memahami cuaca dan lingkungan tempat kita tinggal, memahami pola pola perilaku alam, dapat mengurangi dampak yang ditimbulkan dari bencana hidrometeorologi yang datang sewaktu-waktu itu," ucap Muhadjir.


Antisipasi Potensi Bencana Alam Akibat La Nina

Infografis Antisipasi Potensi Bencana Alam Akibat La Nina. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya