Liputan6.com, Jakarta - Amerika Serikat telah mengeluarkan paspor pertamanya dengan penunjukan gender "X". Menurut para advokat, hal itu merupakan tonggak dalam pengakuan hak-hak orang yang tidak mengidentifikasi sebagai pria atau wanita. Departemen Luar Negeri AS tidak mengidentifikasi penerima paspor, tetapi Dana Zzyym, seorang aktivis interseks dari Fort Collins, Colorado, mengatakan mereka menerimanya.
Sejak 2015, Mx Zzyym, yang lebih memilih kata ganti netral-gender, telah berada dalam pertempuran hukum dengan Departemen Luar Negeri untuk mendapatkan paspor yang tidak mengharuskan mereka berbohong tentang gender mereka dengan memilih pria atau wanita, seperti dikutip Liputan6.com dari abc.net.au, Jumat, 29 Oktober 2021.
Baca Juga
Advertisement
Pria berusia 63 tahun itu mengatakan mereka senang menerima paspor itu. Tetapi Ia mengatakan tujuan mereka adalah membantu generasi berikutnya agar orang-orang interseks mendapatkan pengakuan sebagai warga negara penuh dengan haknya.
"Saya tidak masalah. Saya manusia. Itu intinya," kata Mx Zzyym, yang memiliki tato lengan bertuliskan: "Jangan pernah menyerah".
Mx Zzyym lahir dengan karakteristik seksual fisik yang ambigu. Namun, ia dibesarkan sebagai anak laki-laki dan menjalani beberapa operasi yang gagal membuatnya tampak sepenuhnya laki-laki, menurut pengajuan pengadilan.
Ia bertugas di Angkatan Laut Amerika Serikat sebagai laki-laki, tetapi kemudian diidentifikasi sebagai interseks saat bekerja dan belajar di Colorado State University. Penolakan awal Departemen Luar Negeri terhadap paspor Mx Zzyym mencegah ia untuk dapat melakukan perjalanan kedua pertemuan Organisasi Interseks Internasional.
Mx Zzym mengatakan, ia ingin berkesempatan melakukan perjalanan ke konferensi advokasi lain setelah pandemi, atau pergi memancing di laut di Kosta Rika. Namun, karena berpenghasilan tetap, ia mengatakan perjalanan memancing ke Kanada mungkin lebih layak dilakukan.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Sejalan dengan Kenyataan Hidup
Pendukung yang memuji karya Mx Zzyym mengatakan, keputusan Amerika Serikat akan memungkinkan orang untuk melakukan perjalanan sebagai diri aslinya dan mungkin membuat ia lebih aman melakukannya. "Orang interseks, nonbiner, dan transgender membutuhkan dokumen identitas yang secara akurat mencerminkan siapa kita, dan memiliki dokumen yang tidak cocok dapat menimbulkan masalah dengan keamanan dan visibilitas," kata Mary Emily O'Hara dari GLAAD, organisasi advokasi media LGBTQ terbesar di dunia.
Utusan diplomatik khusus AS untuk hak-hak LGBTQ, Jessica Stern, mengatakan keputusan tersebut membawa dokumen pemerintah AS sejalan dengan "kenyataan hidup" bahwa ada spektrum yang lebih luas dari karakteristik seks manusia daripada yang tercermin dalam dua penunjukan sebelumnya.
"Ketika seseorang memperoleh dokumen identitas yang mencerminkan identitas aslinya, mereka hidup dengan martabat dan rasa hormat yang lebih besar," katanya.
Menawarkan opsi kepada lebih banyak warga AS akan memakan waktu Departemen Luar Negeri mengatakan pada Juni lalu bahwa pihaknya bergerak untuk menambahkan penanda gender ketiga untuk orang-orang non-biner, interseks, dan gender yang tidak sesuai, tetapi mengatakan akan makan waktu karena pembaruan yang diperlukan untuk sistem komputernya.
Advertisement
Penanda X
Pada saat itu seorang pejabat departemen mengatakan aplikasi paspor dan pembaruan sistem dengan opsi penunjukan "X" masih menunggu persetujuan dari Kantor Manajemen dan Anggaran, yang menandatangani semua formulir pemerintah.
Departemen juga sekarang memungkinkan pelamar untuk memilih sendiri jenis kelamin mereka sebagai laki-laki atau perempuan, tidak lagi mengharuskan mereka untuk memberikan sertifikasi medis jika jenis kelamin mereka tidak cocok dengan yang tercantum pada dokumen identifikasi mereka yang lain.
Ms Stern mengatakan kantornya berharap perubahan di AS dapat membantu menginspirasi pemerintah lain untuk menawarkan opsi gender ketiga. "Kami melihat ini sebagai cara untuk menegaskan dan mengangkat hak asasi manusia trans dan interseks dan orang-orang yang tidak sesuai gender dan non-biner di mana-mana," kata dia.
Infografis Amerika Serikat dan China Terancam Perang Dingin?
Advertisement