Musim Hujan Tiba, Warga Trenggalek Diimbau Waspadai Bencana

Selain banjir dan longsor, bencana yang kerap melanda pada saat peralihan musim yang juga harus diantisipasi adalah angin puting beliung.

oleh Liputan6.com diperbarui 31 Okt 2021, 06:06 WIB
Ilustrasi longsor

Liputan6.com, Trenggalek - Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Trenggalek Tri Puspita Sari, mengimbau warga mulai mewaspadai potensi bencana banjir dan tanah longsor sebagai dampak peralihan musim kemarau ke musim hujan, akhir Oktober hingga beberapa bulan ke depan.

"Kami berharap semua pihak termasuk masyarakat mulai meningkatkan kesiapsiagaan bencana, terutama daerah-daerah yang selama ini menjadi lokasi rawan bencana," katanya dikutip dari Antara, Sabtu (30/10/2021).

Selain banjir dan longsor, bencana yang kerap melanda pada saat peralihan musim yang juga harus diantisipasi adalah angin puting beliung.

Beberapa daerah yang berada di dataran dan diapit perbukitan, seperti Kecamatan Durenan, Pogalan dan Gandusari terdapat beberapa desa yang kerap menjadi langganan bencana puting beliung.

Pada saat yang sama potensi banjir juga mengancam, terutama saat turun hujan dengan intensitas curah air tinggi hingga beberapa jam yang merata di wilayah pegunungan.

Menurut dia, daerah-daerah di Trenggalek yang selama ini rawan longsor ada di Kecamatan Bendungan, Dongko, Tugu, Pule, Munjungan, Panggul, dan Watulimo.

Sementara di wilayah perkotaan Kecamatan Trenggalek, beberapa titik menjadi langganan banjir. Melihat geografis Trenggalek, mayoritas daerah berpotensi terjadi bencana alam.

"Untuk itu kami terus lakukan koordinasi antar-stakeholder terkait untuk melakukan langkah-langkah kesiapsiagaan sesuai tugas pokok fungsi dan kewenangan. Termasuk meningkatkan koordinasi dengan BMKG," ujarnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

tambang longsor

Sosialisasi

Ilustrasi Tanah Longsor

Pemantauan secara berkala informasi iklim dan perkembangan cuaca maupun peringatan dini cuaca ekstrem terus dilakukan.

Selain berkoordinasi intens, kata Pipit, BPBD Trenggalek telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat, termasuk menggencarkan edukasi melalui tim reaksi cepat hingga pemasangan rambu-rambu kebencanaan.

"Kami informasikan sejak dini kepada warga untuk menjauh dari lembah sungai, lereng rawan longsor, pohon mudah tumbang atau pun tepi pantai oleh TRC atau relawan PB, baik secara langsung maupun melalui medsos yang dikelola Pusdalops PB," katanya.

Merujuk informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), lanjut Pipit, peralihan musim kemarau ke musim hujan diperkirakan terjadi pada November. Sedangkan puncak musim hujan diperkirakan terjadi pada kisaran Januari hingga Februari 2022.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya