Meneropong Sektor Saham Potensial pada 2022

Sejumlah sektor saham akan menarik di tengah sentimen terutama pemulihan dari pandemi COVID-19.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 30 Okt 2021, 12:25 WIB
Pialang tengah mengecek Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Kamis (9/9/2021). IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup menguat 42,2 poin atau 0,7 persen ke posisi 6.068,22 dipicu aksi beli oleh investor asing. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur PT Ekuator Swarna Investama, Hans Kwee membeberkan sejumlah sektor saham yang menarik untuk dicermati.

Hingga akhir tahun, Hans menilai emiten sektor komoditas masih cukup menarik. Salah satunya didorong krisis energi yang mengerek harga batu bara.

“Kalau kita lihat sampai akhir tahun, saya pikir komoditas energi dan CPO masih cukup menarik,” ungkapnya dalam diskusi virtual Outlook Pasar Modal 2022, ditulis Sabtu (30/10/2021).

Namun demikian, jika krisis energi bisa ditanggulangi, kemungkinan batu bara tidak akan semenarik saat ini. Mengingat isu lingkungan.

"Tapi sesudah itu, komoditas mungkin akan jadi salah satu yang sangat menarik untuk dicermati. Karena economy recovery, komoditas akan menarik," ujar Hans.

Sementara untuk sektor pariwisata, Hans mengatakan ini erat kaitannya dengan perkembangan penanganan pandemi covid-19 khususnya di dalam negeri. Dengan asumsi kasus covid-19 terus melandai dan status PPKM level kian turun, sektor ini diperkirakan akan cepat pulih.

"Kalau pandemi berlalu, misalnya PPKM jadi ke level 2 atau 1, satu yang sangat kita impikan dalam hidup itu jalan-jalan. Jadi pariwisata itu adalah sektor yang sangat mungkin akan recovery naik di 2022," kata Hans.

Kemudian sektor properti dan infrastruktur disebut akan mulai benar-benar beroperasi normal pada 2023. Sehingga semester II 2022 diperkirakan mulai menunjukkan pergerakan.

"Memang kita sangat mengandalkan budget pemerintah yang mungkin akan lebih rapi di 2023, karena 2022 kemungkinan pemerintah masih bergelut dengan masalah pandemi COVID-19,” kata Hans.

“Tapi properti, saya lihat siklus kenaikan tingginya itu akan berubah jadi sales market di 2024-2025. Sehingga harusnya di 2022 semester II properti juga cukup menarik,” imbuhnya.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Menimbang Sektor Saham Pilihan pada 2021

Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, analis menilai, sejumlah sektor saham menarik untuk dicermati pada akhir 2021. Harga komoditas yang menguat akan menjadi salah satu sentimen sektor saham.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), secara year to date (ytd), IHSG sudah naik 11,12 persen. IHSG ditutup ke posisi 6.643,74  pada penutupan perdagangan Jumat,22 Oktober 2021.

Sejumlah sektor saham menjadi penopang kenaikan IHSG antara lain IDXsektor saham teknologi yang naik 705,20 persen, diikuti sektor saham IDX sektor transportasi dan logistik yang sudah menguat 28,79 persen serta IDX sektor saham keuangan yang bertambah 22,90 persen.

Lalu apa saja saham di sektor saham apa saja yang menjadi pilihan pada akhir 2021?

Direktur Asosiasi Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus menuturkan,saham dari beberapa sektor yang menarik untuk dicermati. Pertama, sektor komoditas. Saat ini harga komoditas tengah tinggi akibat krisis energi yang dipicu gagalnya transformasi dari energi fosil jadi yang terbarukan.

"Itu membuat harga komoditas alami kenaikkan sehingga kami lihat hingga akhir tahun komoditas jadi pilihan,” kata Nico, ditulis Sabtu, 23 Oktober 2021.

Akan tetapi, ia mengingatkan untuk cermat membeli saham komoditas. Hal ini lantaran harga saham yang sudah tinggi.

"Tapi juga harus hati-hati dalam beli saham komoditas yang harganya sudah alami ketinggian. Apalagi setelah dihitung secara kalkulasi sudah memasuki target valuasi,” ujar dia.

Kedua, yakni sektor perbankan. Nico menilai sektor ini tak pernah redup dan memiliki prospek yang masih akan moncer di masa-masa mendatang.

"Saat ini kami lihat bank bank konvensional dan bank bank digital dalam keadaan menggeliat. Meskipun sinar dari bank digital mulai terlihat redup,” kata dia.

Ketiga, ada sektor teknologi. Meski saat ini sektor tersebut  lesu, Nico melihat sektor teknologi masih berikan harapan bahwa akan ada potensi kenaikan di masa yang akan datang.

"Apalagi kalau kita lihat teknologi sudah ada BUKA dan akan diikuti calon-calon emiten berikutnya yang akan melantai dengan market kapitalisasi yang besar, ini berpeluang menambah bobot di sektor teknologi dalam IHSG kita,” ujar dia.

 

 


Fokus pada Saham Pilihan

Petugas kebersihan bekerja di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Transaksi bursa agak surut dengan nyaris 11 miliar saham diperdagangkan sebanyak lebih dari 939.000 kali. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sementara itu, Direktur PT Panin Asset Management, Rudiyanto menuturkan,  saat ini rotasi sektor saham begitu cepat dan valuasi saham sudah naik. Oleh karena itu, saat ini pihaknya lebih memilih saham pilihan ketimbang sektor.

"Stock picking harus jeli," ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.

Ia mengatakan harus jeli untuk memilih saham-saham tersebut. Pemilihan saham itu mempertimbangkan fundamental perusahan, laporan keuangan dan harga saham yang masih murah.

"Ketika awal pandemi, sektor kesehatan dan teknologi (pilihan sektor saham-red). Kemudian harga batu bara dan crude palm oil (CPO) sudah naik. Tidak sektor lagi. Ekonomi sudah pulih jadi harus  jeli memilih saham,” kata dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya