Jepang Gelar Pemilu Nasional 31 Oktober, Ajang Pertaruhan PM Fumio Kishida

Para pemilih di Jepang akan menuju ke tempat pemungutan suara pada Minggu 31 Oktober 2021 dengan partai Perdana Menteri Fumio Kishida berjuang untuk menyelamatkan mayoritasnya di DPR.

oleh Hariz Barak diperbarui 30 Okt 2021, 20:40 WIB
Mantan Menteri Luar Negeri Fumio Kishida (tengah) bereaksi setelah terpilih sebagai perdana menteri Jepang yang baru di Tokyo, Rabu (29/9/2021). Fumio Kishida memenangkan pemilihan kepemimpinan partai yang memerintah dan menjadi perdana menteri Jepang berikutnya. (STR / JIJI PRESS / AFP)

Liputan6.com, Tokyo - Para pemilih di Jepang akan menuju ke tempat pemungutan suara pada Minggu 31 Oktober 2021 dengan partai Perdana Menteri Fumio Kishida berjuang untuk menyelamatkan mayoritasnya di DPR. Pemilu Jepang dilaksanakan di tengah frustrasi atas penanganan pandemi virus corona serta memburuknya ketidaksetaraan ekonomi.

Sebelum pembubaran parlemen untuk pemungutan suara hari Minggu, Partai Demokrat Liberal (LDP) yang berkuasa memiliki 276 kursi di majelis beranggotakan 465 orang, sementara mitra koalisinya Komeito memiliki 29 kursi.

Sebagian besar jajak pendapat kembali memproyeksikan bahwa LDP akan memenangkan mayoritas, meskipun dengan jumlah kursi yang berkurang, dan Kishida – yang menjabat sebagai PM Jepang awal bulan ini – mengatakan pada hari Senin bahwa partai tersebut menghadapi situasi "sangat sulit" dalam pemungutan suara mendatang, demikian seperti dikutip dari Al Jazeera, Sabtu (30/10/2021).

Sebagian alasannya adalah bahwa lima partai oposisi utama telah bekerja sama untuk menerjunkan kandidat bersama di sejumlah besar distrik anggota tunggal. Yang lainnya adalah bahwa ada sejumlah besar pemilih yang masih ragu-ragu - mungkin sebanyak 40 persen.


Survei Menunjukkan Indikasi Swing Voters yang Signifikan

Sebuah layar menunjukkan konferensi pers mantan Menteri Luar Negeri Fumio Kishida setelah kemenangannya dalam pemilihan kepemimpinan Partai Demokrat Liberal, di Osaka, Rabu (29/9/2021). Kishida menang dalam pemilihan di parlemen menjadi perdana menteri Jepang yang baru. (Kyodo News via AP)

Kantor berita Kyodo, yang mensurvei 119.000 pemilih yang memenuhi syarat, mengatakan pada hari Rabu bahwa sebagian besar pemilih yang belum memutuskan berarti "hasilnya masih bisa berayun ke kedua arah" --atau biasa yang disebut sebagai fenomena swing voters atau pemilih yang 'berayun'.

Surat kabar the Asahi Shimbun, yang mensurvei 380.000 pemilih, juga mengatakan "masih mungkin adanya gelombang pemilih yang berubah menuju hari pemungutan suara".

Di ibukota Jepang, Tokyo, di mana LDP mengambil kursi terbanyak dalam pemilihan kota Juli tetapi gagal memenangkan mayoritas langsung, pemilih terbagi atas prospek partai yang berkuasa.

Para pendukungnya berpikir meskipun penundaan awal LDP dalam menanggapi pandemi, itu harus dikreditkan untuk memastikan 70 persen populasi sekarang sepenuhnya divaksinasi terhadap virus.

Mereka juga mencatat tingkat infeksi kini telah jatuh ke rekor terendah minggu ini, dengan Tokyo mencatat hanya 17 kasus baru COVID-19 pada hari Senin dibandingkan dengan 6.000 infeksi per hari di puncak pandemi.

Sementara yang menentang LDP mengatakan bahwa partai telah dianggap gagal melindungi ekonomi masyarakat yang terdampak pandemi, serta isu kesenjanagn ekonomi, khususnya di kalangan pekerja dengan pemilik modal/perusahaan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya