Liputan6.com, Jakarta - Mengalami ketidakseimbangan hormon ini menyebabkan banyak wanita yang melewatkan periode menstruasi dan membuatnya lebih sulit bagi mereka untuk hamil, sehingga dapat menyebabkan PCOS. Lantas, apa itu PCOS?
Dilansir WebMD, Sabtu (30/10/2021), Sindrom ovarium polikistik atau polycystic ovary syndrome (PCOS), adalah kondisi hormonal yang bisa dialami wanita selama masa subur mereka. Wanita dengan PCOS menghasilkan hormon pria dalam jumlah lebih tinggi dari normal.
Baca Juga
Advertisement
Gangguan hormonal ini menyebabkan pembesaran ovarium dengan kista kecil di tepi luar. Kondisi ini dapat mempengaruhi kemampuan wanita untuk memiliki anak.
PCOS sering ditemukan pada wanita antara usia 15 hingga 44, sehingga sekitar 2,2 dan 26,7 persen wanita dalam kelompok usia ini berkemungkinan mengidap PCOS. Namun, banyak wanita yang mengidap PCOS tidak menyadari keadaannya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Gejala dan Penyebab PCOS
Gejala PCOS yang paling umum adalah masa menstruasi yang tidak teratur, seperti jarang atau bahkan berkepanjangan. Selain itu, kelebihan androgen dapat menyebabkan rambut rontok, pertumbuhan rambut berlebih, jerawat, dan obesitas.
Gejala lain dari PCOS diantaranya:
• Kulit terlihat lebih gelap di leher atau di ketiak
• Perubahan suasana hati
• Nyeri panggul
• Pertambahan berat badan
Untuk penyebab sindrom ovarium polikistik belum begitu dipahami, tetapi dapat melibatkan perpaduan faktor genetik dan lingkungan. Hal ini juga bisa terkait dengan masalah yang membuat tubuh memproduksi terlalu banyak insulin, sehingga dapat memengaruhi indung telur dan kemampuannya untuk melepaskan sel telur.
Advertisement
Perawatan PCOS
Untuk menjalankan perawatan tergantung pada gejala dan usia pasien. Dokter akan mulai dengan menanyakan gejala dan riwayat kesehatan serta melakukan pemeriksaan fisik, seperti pemeriksaan panggul.
Tes darah juga perlu dilakukan untuk mengukur kadar hormon, gula darah, dan kolesterol. Selain itu, tes ultrasonografi yang dapat memeriksa ovarium untuk kista, mencari tumor, dan mengukur lapisan rahim.
Jika mengalami kelebihan berat badan, kehilangan 5 persen hingga 10 persen dari berat badan, dapat membuat tubuh merasa lebih baik. Hal ini dapat membantu cara kerja obat dan meningkatkan kesuburan.
Selain itu, dokter akan menyarankan untuk menggunakan obat diabetes metformin (Glucophage) untuk menurunkan resistensi insulin, mengatur ovulasi, dan membantu menurunkan berat badan.
Penulis: Vania Dinda Marella
Infografis Sehat Sejak dalam Kandungan
Advertisement