Liputan6.com, Jakarta - Mariella Satow, gadis berusia 17 tahun yang memiliki kewarganegaraan ganda Inggris-Amerika Serikat. Awalnya gadis itu tinggal di Inggris namun kini dia telah terjebak di New York sejak 2020 karena pembatasan perjalanan akibat Covid-19.
Dilansir BBC, Sabtu (30/10/2021), Saat masa-masa Lockdown, Mariella membuat aplikasi bahasa isyarat yang disebut SignUp. Dia mendapat ide itu ketika dia belajar sendiri Bahasa Isyarat Amerika atau American Sign Language (ASL), yang menjadi salah satu dari ratusan bahasa isyarat yang digunakan di seluruh dunia.
Baca Juga
Advertisement
Butuh waktu satu tahun bagi Mariella untuk mengembangkan teknologi, dengan banyak bantuan dari guru ASL dan komunitas tunarungu. Aplikasi ini tersedia di AS sebagai ekstensi Google Chrome, dengan penerjemah muncul di kotak setelah film mulai diputar.
Menurut penelitian dari The Big Hack oleh Cakupan badan amal disabilitas, banyak platform streaming yang menawarkan teks tertutup dan deskripsi audio, tetapi bukan bahasa isyarat. Namun, aplikasi ini hanya berfungsi pada film Disney Plus saat ini, karena di situlah Mariella berpikir dia bisa membantu sebagian besar anak.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Menjadi Aplikasi yang Sangat Berguna
Jarod Mills, yang bekerja di Kentucky di sebuah sekolah untuk anak-anak tunarungu, mengatakan bahwa "menyenangkan" menyaksikan anaknya, Toby, menggunakan aplikasi penemuan Mariella. Sebelumnya Toby seorang anak tunarungu yang berusia delapan tahun, seringkali menonton film atau TV di platform streaming, namun merasa tidak ada gunanya karena banyak dari mereka tidak memiliki versi bahasa isyarat.
Tapi kini, Toby telah mendapat bantuan berkat aplikasi yang dikembangkan oleh Mariella. "Anak-anak tunarungu telah mendapatkan pemahaman dan informasi yang sama seperti anak-anak dengan pendengaran normal lainnya, mereka belajar bahasa bahkan sebelum mereka pergi ke sekolah." kata Jarod.
Pasalnya, banyak orang-orang tunarungu di Inggris yang menghadapi banyak hambatan yang sama dalam hal menonton bioskop dan TV. "Orang yang bisa mendengar bisa pergi ke bioskop secara spontan. Sedangkan orang yang mengandalkan subtitle harus memastikan ada tontonan yang cocok di saat kita senggang," kata Stacey Worboys, dari Cardiff.
Stacey menambahkan bahwa aplikasi seperti SignUp akan membuat film dan TV lebih mudah diakses bagi komunitas tunarungu, terutama karena bahasa isyarat sering kali menjadi bahasa pertama orang tunarungu. Reaksi positif dari para guru dan orang tua membuat Mariella termotivasi sejak dini.
Mariella siap menghadapi tantangan dan berharap dapat membuat versi Bahasa Isyarat Inggris dari aplikasinya untuk platform streaming lain seperti Netflix dan Amazon Prime. "Ada lebih dari 300 bahasa isyarat yang digunakan di seluruh dunia, jadi butuh waktu lama untuk mengeluarkan semua versi itu," kata Mariella.
Penulis: Vania Dinda Marella
Advertisement