Bola Ganjil: Real Madrid Lebih Memilih Mengimpor Juara Piala Dunia

Seperti Juventus, Real Madrid juga suka menunjuk para juara Piala Dunia. Bedanya, mereka tidak ada yang berasal dari dalam negeri. Seperti apa rapor para nakhoda tersebut?

oleh Harley Ikhsan diperbarui 31 Okt 2021, 00:30 WIB
Pelatih Real Madrid, Zinedine Zidane, dan Sergio Ramos merayakan juara La Liga usai timnya mengalahkan Villreal pada laga lanjutan pekan ke-37 di Estadio Alfredo Di Stefano, Jumat (17/7/2020) dini hari WIB. (AFP/Gabriel Bouys)

Liputan6.com, Jakarta - Reputasi juara Piala Dunia terdongkrak usai capaian di lapangan sepak bola. Banyak pintu terbuka bagi mereka.

Tanya saja Virginio Rosetta, Umberto Caligaris, Giovanni Ferrari, Luis Monti, Felice Borel, Luigi Bertolini, Eraldo Monzeglio, Aldo Olivieri, Dino Zoff, Didier Deschamps, dan Andrea Pirlo.

Mereka dipekerjakan Juventus sebagai pelatih. Apakah nama-nama tersebut membayar kepercayaan dengan mempersembahkan prestasi, itu urusan lain.

Yang jelas, ada klub besar lain yang mengambil langkah sama seperti Si Nyonya Tua. Bedanya, Real Madrid mempercayakan tim kepada juara Piala Dunia dari negara lain.

Kebijakan ini tidak lepas dari kinerja Spanyol di ajang tersebut. Negeri Matador baru memenangkan kompetisi termegah di muka bumi tersebut pada 2010.


Scarone Hingga Heynckes

Jupp Heynckes. Didatangkan Real Madrid pada awal musim 1997/1998 dari Tenerife. Meski hanya semusim di Real Madrid, ia langsung mempersembahkan trofi Liga Champions untuk Real Madrid usai mengalahkan Juventus 1-0 dalam partai final di Amsterdam Arena, 20 Mei 1998. (AFP/Christof Stache)

Hector Scarone (Uruguay 1930), Jorge Valdano (Argentina 1986), Jupp Heynckes (Jerman Barat 1974), dan Zinedine Zidane (Prancis 1998) adalah pemenang Piala Dunia yang pernah berkuasa di Stadion Santiago Bernabeu.

Scarone bekerja saat Real Madrid mengalami periode kering prestasi. Begitu pula Valdano yang melatih Los Blancos kala Barcelona mendominasi. Meski begitu, selama dua musim bekerja, Valdano sukses mempersembahkan gelar La LIga 1994/1995.

Hal sama terjadi bersama Heynckes. Namun, dia mampu menjuarai Liga Champions 1997/1998 dan Piala Super Spanyol 1997 meski hanya semusim menduduki kursi panas.

 

Pelatih Tersukses

Pelatih Real Madird, Zinedine Zidane menyaksikan pemainnya bertanding melawan Manchester City pada leg kedua babak 16 besar Liga Champions di Etihad Stadium, Inggris (7/8/2020). City menang tipis 2-1 dan melaju ke perempat final unggul agregat 4-2 atas Madrid. (Peter Powell/Pool Photo via AP)

Sosok tersukses di antara mereka adalah Zidane. Tanpa pengalaman melatih di level senior, dia sukses memenangkan tiga gelar Liga Champions secara beruntun.

Zidane juga membantu Los Blancos juara La Liga, Piala Super Spanyol, Piala Super Eropa (2), dan Piala Dunia Antarklub (2) hanya dalam dua setengah musim.

Ketika Zidane mengundurkan diri pada 2017, Real Madrid berpaling kepadanya untuk menmperbaiki kinerja tim di bawah kepemimpinan Julen Lopetegui dan Santiago Solari.

Kembali Zidane mempersembahkan mahkota La Liga dan Piala Super Spanyol. Namun, Zidane lagi-lagi pergi lebih cepat, kali ini satu tahun mendahului kontraknya tahun 2021.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya