Komunitas India Serukan agar Negaranya Ditambahkan ke Daftar Risiko Rendah di Thailand

Jelang pembukaan kembali pada 1 November, warga India meminta negaranya masuk daftar negara risiko rendah Covid-19.

oleh Komarudin diperbarui 30 Okt 2021, 19:51 WIB
Ilustrasi Phuket, Thailand (dok.unsplash/ Deepain Jindal)

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah warga India mendesak pemerintah Thailand untuk menambahkan India ke daftar negara berisiko rendah untuk pembukaan kembali Thailand 1 November 2021. The Bangkok Post melaporkan bahwa komunitas India di Thailand telah menunjukkan seberapa besar kontribusi mereka terhadap perekonomian.

Permohonan itu datang ketika Thailand bersiap untuk membuka kembali dengan karantina minimal untuk pengunjung yang divaksinasi dari 46 negara yang disetujui. Sementara negara-negara seperti Inggris – yang saat ini mengalami lonjakan infeksi Covid-19 – telah berhasil, sedangkan India belum, dilansir dari The Thaiger. Sabtu (30/10/2021).

Satish Sehgal dari asosiasi pengusaha India-Thailand khawatir pengecualian orang India. Karena mereka bisa akan mengirim  dari negaranya ke tujuan liburan lain dan itu akan menjadi kerugian bagi Thailand.

“Orang India dari Bharata adalah salah satu dari lima pembelanja teratas yang berkontribusi pada pariwisata Thailand dan dunia. Mereka datang ke Thailand untuk bersantai, mengorganisir upacara pernikahan, dan bisnis. Mereka telah berkontribusi pada ekonomi Thailand untuk waktu yang lama.”

Sehgal menunjuk ke pernikahan besar dan mewah yang sebelumnya diselenggarakan oleh orang kaya India di Thailand, di mana ratusan tamu diundang ke kerajaan dan kemudian menghabiskan uang untuk makanan dan belanja.

“Pengeluaran rata-rata untuk pesta pernikahan di antara tuan rumah India adalah jutaan baht per orang. Pengeluaran ini, terutama selama musim perayaan ini ketika pemerintah bertujuan untuk meningkatkan pendapatan nasional, akan membantu menghidupkan turiskembali hotel dan resor setelah tidur panjang. Selain itu, setelah pernikahan, para tamu berkeliling dan menghabiskan banyak uang untuk makanan dan barang-barang. Jika mereka tidak menyesuaikan ukurannya, orang India akan mengubah tujuan pernikahan mereka.”

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Langsung Datang

Ilustrasi bendera Thailand (AP/Sakchai Lalit)

Menurut survei baru-baru ini terhadap 7.500 orang India yang tertarik dengan Thailand, 60 persen mengatakan mereka akan langsung datang. Sedangkan sisanya akan berkunjung sekitar dua bulan setelah pembukaan kembali November 2021.

Sementara itu, dalam sebuah wawancara bulan lalu, Duta Besar India untuk Thailand, Suchitra Durai, mengakui pengecualian India dari daftar, menambahkan bahwa dia berhubungan dengan Kementerian Luar Negeri Thailand mengenai masalah tersebut. Menurut Durai, India telah memberikan lebih dari satu  miliar dosis vaksin kepada warganya, dengan sekitar 40 persen dari mereka sekarang telah divaksinasi lengkap.

Sementara itu, Bandara Suvarnabhumi Bangkok sedang bersiap-siap dan mengharapkan untuk melihat 30.000 kedatangan penumpang pada  Senin, 1 November 2021 untuk hari pertama pembukaan kembali. Bandara Thailand mengatakan bahwa mereka siap di enam bandara internasional mereka untuk kedatangan wisatawan internasional lagi.


Daftar Negara

 1. Australia,

2, Austria,

3. Bahrain,

4. Belgia,

5, Bhutan

6. Brunei,

7. Bulgaria,

8. Kamboja,

9. Kanada,

10, Chili,

11. China,

12. Siprus,

13. Republik Ceko,

14.Denmark,

15. Estonia,

16. Finlandia ,

17. Prancis,

18J erman,

19. Yunani,

20. Hongaria,

21. Islandia,

22. Irlandia,

23. Israel,

24. Italia,

25. Jepang,

26. Latvia,

27. Lituania,

28. Malaysia,

29. Malta,

30. Belanda,

31. Selandia Bar

32. Norwegia,

33. Polandia,

34. Portugal,

35, Qatar,

36. Arab Saudi,

37. Singapura,

38. lovenia,

39. Korea Selatan ,

40. Spanyol,

41.Swedia,

42. Swiss,

43. Uni Emirat Arab,

44. Inggris,

45. Amerik Selatan,

46. Hong Kong.

 


[INFOGRAFIS] Kutukan Kudeta di Negeri Gajah Putih

Kudeta terjadi lagi di Thailand setelah status darurat diberlakukan. Ini bukan kali pertamanya militer menggulingkan pemerintahan sipil.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya