Penjualan Apple Meleset dari Prediksi, Masalah Pasokan Jadi Kendala

Apple berpotensi menghadapi kendala pasokan yang lebih buruk dan lebih tinggi dari USD 6 miliar atau setara Rp 85,1 triliun.

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Okt 2021, 21:08 WIB
Apple Store. Kredit: Michael Gaida via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Pendapatan Apple turun di bawah harapan Wall Street di kuartal IV tahun fiskal pada Kamis, 29 Oktober 2021. CEO Apple Tim Cook mengaitkan dengan kendala pasokan yang lebih besar dari perkiraan pada iPhone, iPad dan Mac.

Selama perpanjangan masa perdagangan saham Apple jatuh lebih dari 3 persen. "Kami memiliki kinerja yang sangat kuat meskipun kendala pasokan lebih besar dari yang diharapkan. Perkiraan itu sekitar USD 6 miliar (setara Rp 85,1 triliun, estimasi kurs Rp 14.187 per dolar AS),” ujar Cook dilansir dari laman CNBC, ditulis Sabtu (30/10/2021).

Cook menambahkan kendala pasokan didorong kekurangan chip di seluruh industri. Selain itu, kondisi COVID-19 yang belum mereda gangguan manufaktur di Asia Tenggara.

Walaupun begitu, pendapatan keseluruhan Apple meningkat 29 persen. Setiap kategori mengalami kenaikan setiap tahun.

Berikut hasil pencapaian Apple versus perkiraan analis yang dicatat Refinitiv:

EPS : Apple Inc berada di posisi USD 1,24 atau Rp 17.592,56 sesuai dengan perkiraan analis.

Pendapatan : Perusahaanya hanya mampu mendapat USD 83,36 miliar  atau setara Rp 1.183 triliun.

Sementara pakar memperkirakan sebesar USD 84,85 miliar setara Rp 1.203, 8 triliun. Meskipun begitu perolehan ini mengungguli 29 persen YoY.

Pendapatan iPhone : Produk gawai mengantongi sebanyak USD 38,87 miliar atau setara Rp 551,4

triliun) sedangkan perkiraan analis dan Wall Street adalah USD 41,51 atau Rp 588,9 triliun. Meskipun

nilai ini naik 47 persen YoY.

Pandapatan Layanan: Analis memproyeksikan sebesar USD 17,64 miliar atau setara Rp 250,2 triliun.

Apple mampu melampui dengan perolehan USD 18,28 miliar atau Rp 259,3 triliun.

Pendapatan Produk Lainnya: Apple mendapat USD 8,79 miliar atau Rp 124,7 triliun.

Yang mana perkiraan analis sebanyak USD 9,33 miliar setara Rp 132,3 triliun. Meski di bawah perkiraan pakar, nilai tersebut melejit 11,5 persen YoY.

Pendapatan Mac: Produk laptop Apple mendapat USD 9,18 miliar (sebanding Rp 130,2 triliun) atau naik 1,6 persen YoY. Angkanya masih di bawah perkiraan senilai 9,23 miliar sekitar Rp 130,9 triliun.

Pendapatan iPad: Produk tab menyumbang USD 8,25 miliar atau senilai Rp 117,07 triliun menunjukkan kenaikan 21,4 persen. Pencapaian ini jauh lebih tinggi dari perkiraan analis senilai USD 7,23 miliar atau Rp 102,5 triliun

Margin kotor: Perusahaan mengantongi 42,2 persen sesuai dengan dugaan analis.

Apple belum memberikan panduan resmi sejak awal pandemi. Cook mempunyai target agar Apple mengalami pertumbuhan pendapatan YoY yang solid pada kuartal IV tepatnya Desember.

Faktanya Cook menuturkan, Apple berpotensi menghadapi kendala pasokan yang lebih buruk dan lebih tinggi dari USD 6 miliar atau setara Rp 85,1 triliun.

Kendala itu dihadapi saat mencapai pendapatan pada kuartal III. Namun, Apple optimistis kuartal IV akan menjadi yang terbesar dalam hal pendapatan perusahaan dalam sejarahnya. 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Minimnya Pasokan Jadi Kendala

Ilustrasi Apple (AP Photo/Mark Lennihan)

CFO Apple Luca Maestri penjualan iPad akan menurun YoY pada kuartal IV. Masalah pasokan jadi faktor penghambatnya. Untuk kategori produk lainnya akan tumbuh.

"Jadi kita sudah selesai sekitar satu bulan kuartal. Gangguan manufaktur terkait Covid telah meningkat pesat. Kekurangan chip terus berlanjut,” ujar Cook.

Cook menambahkan masalah pasokan berkaitan dengan chip pada "legacy node" atau chip yang lebih tua. Bukan prosesor berteknologi maju di jantung perangkat Apple.


Tingkat Penjualan Naik Dipengaruhi iPhone 13

iPhone 13 Pro dan iPhone 13 Pro Max (Foto: Apple Newsroom).

Ekspektasi pertumbuhan penjualan dari tahun ke tahun menunjukkan Apple melihat permintaan yang jauh lebih besar produk terbarunya, iPhone 13.

Kuartal IV, Apple hanya mencakup beberapa hari setelah penjualan iPhone 13 karena berakhir pada 25 September.

Apple saat ini berada di tengah pertumbuhan besar-besaran karena penjualan iPhone, iPad, dan Mac meledak selama pandemi. Pendapatan tahunan Apple 2021 naik 33 persen dari 2020. Totalnya mencapai USD 366 miliar sebanding Rp 5.192.6 triliun.


Penjualan Terkuat Apple

iPhone 13 (Foto: Apple Newsroom)

Pertumbuhan terkuat kategori produk Apple selain iPhone adalah dalam bisnis layanannya. Meliputi penjualan di App Store, layanan berlangganan musik dan video, iklan, perpanjangan garansi, dan lisensi.

Layanan Apple tumbuh 26 persen per tahun. CEO Apple mengungkapkan perolehan ini lebih tinggi dari yang diharapkan perusahaan.

Cook juga menuturkan Apple memiliki 745 juta langganan berbayar. Yang mana tidak hanya mencakup layanan Apple Music tetapi juga langganan melalui App Store Apple.

"Itu (layanan Apple) naik 160 juta tahun ke tahun. Artinya yang naik lima kali lipat dalam lima tahun. Jadi ini adalah siklus pertumbuhan yang cukup," tutur dia.

Mac Apple tidak bertumbuh secara siginifikan. Hanya meningkat 1,6 persen per tahun. Tidak termasuk penjualan model MacBook Pro baru yang diumumkan pada Oktober.

iPad Apple berkembang 21 persen YoY di tengah keterbatasan pasokan. Kategori produk lainnya Apple, yang mencakup model Apple Watch dan AirPods naik 11 persen meski tanpa produk baru. Penjualan produk baru dimulai Oktober.

Data Refinitiv mencatat kuartal ini menandai pertama kalinya sejak April 2016 Apple gagal mengalahkan perkiraan pendapatan. Sekaligus pertama kalinya sejak Mei 2017 pendapatan Apple meleset dari perkiraan. 

 

Reporter: Ayesha Puri

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya