Liputan6.com, Jakarta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, surutnya suatu kawasan usai tergenang banjir bukan hanya mengandalkan grativasi, melainkan mengandalkan kerja Pemprov yang menggunakan pompa.
"Ketika sebuah kawasan tergenang, biasanya bisa sampai 3-4 hari, di hari itu semua damkar dikerahkan. Kemudian pompa mobile dikerahkan, itu yang kita kerjakan. Surutnya bukan semata-mata gravitasi, tapi karena ditarik oleh pompa," kata Anies dalam keterangannya kepada awak media, Minggu (31/10/2021).
Baca Juga
Advertisement
Selain menangani ancaman genangan, pihaknya juga telah menyiapkan tempat pengungsian beserta protokol kesehatannya.
Walau demikian, mantan menteri pendidikan ini berharap Jakarta terus dijauhkan dari bala bencana banjir.
"Penanganan pengungsi itu sudah disiapkan tempat-tempatnya, protokol kesehatannya dan kita berharap tentu musim penghujan kali ini mudah-mudahan kita dijauhkan dri banjir. Karena jumlah hujan itu di luar kendali kita, tapi bila curah hujan melampaui ambang batas, maka kita punya target untuk menyelesaikan secepatnya," kata Anies.
Siapkan Skenario
Sebelumnya, Anies mengatakan, pihaknya menyiapkan skenario antisipasi menghadapi ancaman banjir menyusul musim hujan yang sudah datang.
Menurut dia, ancaman banjir sudah diantisipasi Pemprov DKI Jakarta dengan tiga langkah.
"Pertama menyusun skenario siapa mengerjakan apa, sehingga ketika ada kejadian. Kita bisa mendistribusikan pekerjaan dengan baik. Kedua, memastikan tugas dijalankan. Kemudian, menyiapkan pompa mobile," kata Anies dalam keterangan diterima, Minggu (31/10/2021).
Dia menambahkan, pada tahun lalu Pemprov DKI Jakarta sudah menggunakan simulasi terhadap ancaman banjir. Simulasi itu diklaim Anies berhasil menyiasati genangan dan banjir pada Februari kemarin.
"Ketika terjadi hujan melampau kapasitas daya tampung, otomatis (ada) genangan dan banjir, maka target untuk bisa mengeringkan itu bisa tercapai. Kenapa? Karena semua sumber daya dikerahkan," kata dia.
Advertisement