Liputan6.com, Jakarta - Lokomotive Leipzig mengguncang dunia sepak bola pada 2004/2005. Mereka menunjukkan kalau mencetak gol itu sangat mudah.
Klub berjuluk Loksche ini mencetak 316 gol atau selusin per laga. Mereka juga cuma kemasukan 13 kali.
Advertisement
Tidak heran jika Lokomotive sukses memenangkan seluruh 26 pertandingan dalam satu musim kompetisi. Mereka turut memenangkan turnamen Piala Kota Leipzig usai mengalahkan SSV Markranstadt di final. Saat itu Markranstadt berada tiga divisi di atas Lokomotive dan kini dikenal sebagai RB Leipzig.
Berada di sisi seberang Lokomotive, Maccabi Pardes Katz memiliki catatan memalukan. Gawang mereka kebobolan dua dijit gol dalam 11 laga beruntun.
Berikut kisahnya:
Klub Divisi V
Maccabi Pardes Katz bukanlah klub papan atas. Baru berdiri tahun 2012, mereka berkompetisi di kasta kelima sistem kompetisi sepak bola Israel.
Namun, itu bukan jadi alasan mengapa Maccabi Pardes Katz menorehkan performa begitu buruk pada periode Februari 2020 hingga April 2021.
Petaka Maccabi Pardes Katz diawali kekalahan 1-11 dari Beitar Ezra. Setelah itu mereka dipermalukan Bnei Yehud (0-13), Tzafririm Holon (2-10), FC Ru’ah (0-17), dan Hapoel Ramat Israel (0-26).
Advertisement
Akhirnya Selesai
Maccabi Pardes Katz tidak lagi menanggung malu karena hantaman pandemi Covid-19 membuat kompetisi dihentikan. Klub berbasis Bnei Brak ini semestinya bisa memanfaatkan waktu yang tersedia untuk memperbaiki diri.
Kenyataannya kinerja mereka sama saja. Mereka mengawali musim baru dengan tujuh hasil minor yakni dua kali melawan Inter Aliyah (0-11, 0-12), Hapoel Neveh Golan (0-20), Beitar Jaffa (0-10), Elitzur Yehud (2-20), Maccabi HaShikma Hen (1-12), HaMakhtesh Givatayim (0-11).
Tren memalukan Maccabi Pardes Katz berakhir di laga berikutnya. Meski tetap tumbang, mereka cuma takluk 2-5.
