Liputan6.com, Jakarta - Nama Faye Hasian Simanjuntak menjadi perhatian memasuki akhir Oktober ini. Dikabarkan nama Faye Simanjuntak menjadi trending di media sosial (medsos).
Perempuan berusia 19 tahun ini sudah mencatatkan sejumlah prestasi. Salah satunya ia terpilih sebagai salah satu anak muda paling berpengaruh versi Forbes Indonesia kategori 30 under 30 pada 2020.
Mengutip Instagram @forbesindonesia, Minggu (31/10/2021), pendiri Rumah Faye ini masuk deretan Forbes Indonesia 30 under 30 untuk kategori Social Entrepreneur & Philanthropy pada Februari 2020. Perempuan kelahiran April 2002 ini mendirikan Rumah Faye bersama sang ibu Paulina Pandjaitan pada 2013.
Baca Juga
Advertisement
Cucu dari Menteri Koordinator Bidang Kemariman dan Investasi RI (Menko Marves) Luhut Pandjaitan ini mendirikan Rumah Faye pada usia 11 tahun. Ia bersama sang ibu mendirikan Rumah Faye pada Oktober 2013.Rumah Faye adalah sebuah organisasi yang memerangi pelecehan seksual dan perdagangan anak.
Sejak kecil ia sudah menaruh perhatian terhadap masalah tersebut. Faye Simanjuntak pada usia 9 tahun untuk pertama kali mengetahui tentang masalah tersebut dan berapa banyak anak seusianya yang menjadi korban.
Faye adalah anak dari pasangan Mayjen TNI Maruli Simanjuntak dan Paulina Pandjaitan. Melalui Rumah Faye, ia ingin menemukan cara lebih inkslusif untuk memulai percakapan yang berpotensi mencegah perdagangan anak.
Rumah Faye memiliki tiga strategi yaitu pencegahan, penyelamatan, dan rehabilitas. Masing-masing Rumah Faye meningkatkan kesadaran tentang perdagangan anak dan prostitusi di kalangan orang dewasa dan anak-anak. Dalam program penyelematannya, Rumah Faye mengambil risiko membebaskan korban yang terjebak dalam prostitusi seperti di Batam yang bekerja sama dengan polisi setempat.
Rumah Faye juga menampung korban dan menyediakan perlindungan dan rumah bagi korban dan pelatihan keterampilan untuk anak-anak antara lain melukis, merajut, menjahit dan tembikar.
Mengutip dari laman Rumah Faye, pihaknya memulai beasiswa dan kelas untuk memberdayakan remaja berisiko di daerah-daerah di seluruh Jakarta, bersama dengan diskusi rutin antara remaja dan ahli untuk membahas kesehatan reproduksi, kekerasan seksual, dan topik lain yang dianggap tabu.
Sejak saat itu, Rumah Faye telah berkembang seiring dengan penyesuaian untuk memenuhi kebutuhan penerima manfaat.
Pada 2016, Rumah Faye memperluas fokus untuk bekerja secara langsung dengan korban eksploitasi anak, pelacuran, dan pelacuran. Pada tahun yang sama juga, Rumah Faye mendirikan rumah persembunyian yang dapat membantu hingga 15 orang yang selamat.
"Di sini, mereka mendapatkan akses layanan kesehatan, bantuan hukum, konseling dan kelas akademik, di antara layanan lainnya untuk mendukung proses rehabilitas mereka. Dari September 2016 hingga Februari 2020, rumah aman kami telah melayani 90 anak dan 5 bayi,” tulis Faye dalam laman Rumah Faye.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Raih Penghargaan International Children’s Peace Prize
Prestasi Faye tak hanya masuk jajaran Forbes 30 under 30 saja. Mengutip laman Merdeka, Ia juga pernah menerima penghargaaan tahunan dari Belanda yaitu International Children’s Peace Prize yang digelar Kids Rights pada 2017.
Pada 2018, ia juga masuk daftar “50 Asians to watch” untuk kategori sosial. Melalui program Generation Change di MTV Asia, Faye kampanyekan setop perdagangan anak. Anak pertama dari dua bersaudara ini juga meraih penghargaaan anak muda pemimpin versi Gen.T List 2020.
Advertisement