Bertolak ke Papua, NPC Sumbar Siap Sabet Medali Emas di Peparnas 2021

Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) akan digelar pada 2 hingga 11 November 2021 di Papua. Untuk itu pihak National Paralympic Committee (NPC) Sumatera Barat (Sumbar) dan para atlet bersiap untuk bertolak ke Papua sore ini, Senin (1/11/2021).

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 01 Nov 2021, 18:00 WIB
Ketua Umum National Paralympic Committee (NPC) Sumatera Barat, Arizal Aries. Foto: Dokumen Pribadi.

Liputan6.com, Jakarta Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) akan digelar pada 2 hingga 11 November 2021 di Papua. Untuk itu pihak National Paralympic Committee (NPC) Sumatera Barat (Sumbar) dan para atlet bersiap untuk bertolak ke Papua sore ini, Senin (1/11/2021).

Menurut Ketua Umum NPC Sumbar, Arizal Aries,SH., para atlet dan ofisial perwakilan Sumbar sudah siap berlaga di Peparnas 2021.

“Alhamdulillah kami sudah 90 persen siap, tinggal menunggu keberangkatan nanti sore sekitar pukul 15.00, ini kita sedang di bandara persiapan berangkat,” kata Arizal kepada kanal Disabilitas Liputan6.com melalui sambungan telepon, Senin (1/11/2021).

Ia menambahkan, Sumatera Barat mengirimkan 45 atlet dengan jumlah kontingen 103 orang termasuk ofisial, pelatih, pendamping, dan tim medis.


Atlet Andalan

Arizal juga menargetkan untuk mendapat emas terutama di cabang olahraga renang, tenis meja, dan atletik.

“Kita punya atlet andalan di cabor renang, tenis meja, atletik, jud, kita totalnya ada 9 cabor. Tentu saja kita menargetkan emas.”

Para atlet Sumbar yang akan bertanding juga berasal dari latar belakang ragam disabilitas yang berbeda, lanjutnya. Ada disabilitas daksa, Tuli, dan tuna grahita.


Kendala yang Dihadapi

Arizal juga mengatakan, kendala selama persiapan pasti ada. Namun, semuanya bisa diatasi dengan baik.

“Yang Namanya kendala pasti ada ya, cuma kita tentu selaku ketua mereka harus bijak juga bagaimana agar kegiatannya berjalan lancar. Walau ada kendala Alhamdulillah semua berjalan lancar.”

Salah satu kendala yang ditemui yakni alat olahraga yang belum memadai seperti bola boccia yang asli. Menurut Arizal, hal ini terkendala biaya dan pemesanan bola yang tidak bisa dilakukan secara mendadak.

“Kegiatan ini dibantu pemerintah melalui dana hibah, dana hibah kita di anggaran perubahan. Sementara untuk membeli bola boccia itu harganya puluhan juta, jadi untuk memesannya enggak bisa terburu-buru.”

Walau demikian, ia tak memungkiri bahwa pemerintah sangat mendukung penuh. Ia pun berharap agar acara ini lancar membuahkan hasil terbaik.


Infografis Tunjangan Khusus Penyandang Disabilitas di Jakarta

Infografis Tunjangan Khusus Penyandang Disabilitas di Jakarta. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya