Cerita Warga Australia Usai 590 Hari Tak Bisa Pergi Keluar Negeri

Bagi orang Australia di AS, mendapatkan penerbangan pulang sangat sulit.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 01 Nov 2021, 15:07 WIB
Sebuah pesawat Qantas yang dicat khusus melakukan penerbangan selama 100 menit di atas langit Sydney, Australia, pada 16 November 2020 dalam rangka memperingati ulang tahun ke-100 maskapai tersebut. Maskapai nasional Australia, Qantas, telah berdiri selama 100 tahun. (Xinhua/Bai Xuefei)

Liputan6.com, Sydney - Warga Australia yang telah divaksinasi lengkap akhirnya dapat terbang ke luar negeri tanpa pengecualian setelah 590 hari perbatasan internasional.

Kate Jackson dan suaminya berada di penerbangan Qantas pertama ke Inggris pada Senin (1/11) malam untuk pernikahan seorang teman, yang telah dibatalkan dua kali karena COVID-19.

Jackson mengatakan, ketika teman-temannya memesan ulang tiket untuk 5 November, mereka masih tidak berpikir mereka akan bisa pergi ke Inggris, demikian dikutip dari laman 9news, Senin (1/11/2021).

Dia mengatakan pasangan itu "sangat bersemangat" untuk masuk ke pesawat meskipun kasus COVID-19 masih tinggi di Inggris.

"Saya sudah divaksinasi lengkap, jadi semoga tidak menjadi masalah bagi kesehatan saya," kata Jackson.

"Saya hanya lebih khawatir tentang implikasi perjalanan karena Anda harus dites negatif untuk naik ke pesawat."

Bagi orang Australia di AS, mendapatkan penerbangan pulang sangat sulit. Nicholas Skarajew terbang dari Australia untuk urusan penting.

"Maskapai United cukup baik tentang hal itu: Anda bisa pergi tetapi hanya ada peluang 50 persen Anda bisa kembali," katanya.

Yang lain terjebak lebih lama, bahkan tidak bisa mendapatkan penerbangan pulang yang sangat mahal di atas ribuan dolar yang harus dikeluarkan selama dua minggu di karantina hotel.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Penerbangan LA ke Sydney Jadi yang Pertama

Warga berjalan dekat Gedung Opera di Sydney, Australia, Sabtu (26/6/2021). Pihak berwenang melakukan lockdown beberapa area pusat kota terbesar di Australia untuk menantisipasi penyebaran virus corona COVID-19 varian Delta yang sangat menular. (Saeed KHAN/AFP)

Sementara itu, seorang warga bernama Izabella Menz bersiap untuk akhirnya pulang dengan pemesanan penerbangan ketiga.

"Saya gembira," katanya.

"Sudah lama aku ingin pulang. Sangat bagus sekarang semuanya terbuka kembali."

Penerbangan dari LA ke Sydney telah lepas landas, dan menjadi penerbangan pertama yang tiba pada Senin (1/11) pukul 6 pagi.

Sementara itu, warga Australia dapat terbang ke Singapura mulai 8 November dan ke Fiji mulai 1 Desember.

Australia masih menganggap Thailand berisiko lebih tinggi, tetapi Thai Airways akan segera meningkatkan penerbangan mulai 17 November 2021.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya