JIS Buka Learning Centre untuk Anak dengan Disabilitas Intelektual

JIS Learning Center akan menjadi program yang dirancang untuk anak-anak berusia 4 hingga 11 tahun dengan disabilitas intelektual.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 03 Nov 2021, 10:00 WIB
Jakarta Intercultural School. Dok. JIS

Liputan6.com, Jakarta Jakarta Intercultural School (JIS) akan membuka program khusus JIS Learning Center pada Agustus 2022, untuk tahun akademik 2022/23.

Sebagai bagian dari Satuan Pendidikan Kerjasama (SPK) di Indonesia, JIS Learning Center akan menjadi program yang dirancang untuk anak-anak berusia 4 hingga 11 tahun dengan disabilitas intelektual. JIS juga berencana memperluas program untuk siswa di atas 11 tahun pada tahun-tahun mendatang.

“Kami menghormati dan menghargai fakta bahwa tidak ada dua anak yang sama. Ini berarti bahwa setiap anak belajar dan berkembang dengan cara atau kecepatan yang berbeda,” kata Kepala Sekolah Sementara JIS, Maya Nelson.

“Sebagai sekolah yang menganut nilai-nilai keragaman, kesetaraan dan inklusi, JIS memahami kebutuhan untuk mengembangkan dan memperluas kurikulum kami agar dapat memberikan ruang bagi siswa dengan berbagai perbedaan pembelajaran,” lanjutnya, melalui keterang pers, Senin (1/11/2021).

 


Ruang pengasuhan

Istilah yang digunakan untuk menggambarkan hal yang dialami anak-anak ini telah berkembang seiring dengan berkembangnya pemahaman kita tentang perkembangan saraf. Mungkin yang paling umum dikenal adalah “kesulitan belajar”, ​​tetapi prevalensi yang meningkat adalah kebutuhan belajar, perbedaan belajar, dan keragaman saraf.

JIS Learning Center, Nelson menambahkan, akan menawarkan ruang pengasuhan yang aman bagi anak-anak yang membutuhkan lebih banyak dukungan dalam perkembangan mereka secara keseluruhan — bimbingan ahli khusus yang mungkin tidak mereka terima di kelas konvensional. Tujuan utama dari program ini, yang dirancang oleh para pendidik JIS dengan pengalaman selama puluhan tahun dalam pendidikan khusus, adalah agar siswa memperoleh dan dengan percaya diri menggunakan berbagai keterampilan akademik fungsional dan keterampilan hidup sehari-hari, serta mencapai tingkat kemandirian.

“Mereka akan secara aktif terlibat dalam kegiatan individu dan kolaboratif dalam lingkungan belajar yang terstruktur dan menstimulasi. Tujuan kami adalah agar mereka siap di masa depan; untuk berkembang menjadi anggota komunitas yang berkontribusi,” kata Nelson.

 


Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas. (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya