Liputan6.com, Jakarta Pertama kalinya dalam sejarah, Indonesia terpilih menjadi presidensi atau tuan rumah untuk Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Group of Twenty (G20) atau KTT G20 pada 2022.
Oleh karena itu, Pemerintah Indonesia memastikan terwujudnya diskusi permasalahan krusial dunia sekaligus berupaya mendapatkan solusinya.
Advertisement
“Dalam sejarahnya, G20 memang berkontribusi menangani masalah ekonomi berbagai wilayah di dunia. Forum ini menjadi forum yang sangat efektif menyelesaikan permasalahan global seperti krisis keuangan yang dimotori oleh negara-negara perekonomian terbesar di dunia," kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu Febrio Kacaribu melansir dari keterangan tertulis, Senin (1/11/2021).
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menghadiri KTT G20 di Roma, Italia, Sabtu (30/10/2021). Fokus permasalahan yang dibahas dalam pertemuan tersebut adalah COVID-19 dan perubahan iklim.
Lalu, apa itu G20?
Melansir dari laman Sherpa G20 Indonesia, G20 adalah kelompok informal yang terdiri dari 19 negara dan Uni Eropa, serta pewakilan dari International Monetary Fund (IMF) dan World Bank (WB).
Lebih lanjut, G20 menjadi forum ekonomi utama dunia yang mewakili sekitar 65 persen penduduk dunia, 79 persen perdagangan global, dan 85 persen perekonomian dunia.
Awal Mula Terbentuknya KTT G20
Awalnya, G20 dibentuk karena komunitas internasional kecewa atas kegagalan Group of Seven (G7) mencari solusi dari permasalahan ekonomi global yang dihadapi saat itu.
Negara yang bergabung dalam G7, antara lain Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris, dan Amerika Serikat.
Ada pandangan bahwa negara-negara berpendapatan menengah dan negara yang memiliki pengaruh ekonomi secara sistemik harus ikut serta dalam perundingan demi mencari solusi permasalahan ekonomi global.
Lalu, Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral negara G20 mulai mengadakan pertemuan untuk membahas krisis keuangan global yang terjadi pada 1997-1999. Hal ini terjadi berkat saran dari para Menteri Keuangan G7 pada 1999.
Sejak saat itu, pertemuan tingkat Menteri Keuangan diadakan secara rutin pada musim gugur.
Advertisement
Negara yang Pernah Menjadi Presidensi KTT G20
Presiden AS George W. Bush mengundang para pemimpin negara G20 dalam KTT G20 pertama untuk melakukan koordinasi terkait dampak krisis keuangan yang terjadi di AS pada 14-15 November 2008. Setelah itu, pertemuan lanjutan pun akhirnya disepakati oleh pemimpin negara.
Beberapa negara yang juga pernah menjadi presidensi KTT G20, yaitu sebagai berikut.
1. London, Inggris (2009)
2. Pittsburg, Pennsylvania (2009)
3. Toronto, Kanada (2010)
4. Seoul, Korea (2010)
5. Cannes, Prancis (2011)
6. Los Cabos, Mexico (2012)
7. St. Petersburg, Rusia (2013)
8. Brisbane, Australia (2014)
9. Antalya, Turki (2015)
10. Hangzhou, RRT (2016)
11. Hamburg, Jerman (2017)
12. Buenos Aires, Argentina (2018)
13. Osaka, Jepang (2019)
Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 akan melakukan pertemuan beberapa kali dalam satu tahun untuk mempersiapkan KTT.
Presidensi G20 ditetapkan berdasarkan kesepakatan sistem rotasi kawasan sehingga akan berganti setiap tahunnya.
Biasanya, presidensi tahun berjalan, serta presidensi sebelum dan selanjutnya melakukan koordinasi agenda prioritas G20 secara intensif.
Isu Pembahasan
Isu yang selalu mejadi perhatian para pemimpin G20 di setiap KTT adalah isu krisis, isu reformasi lembaga keuangan internasional, dan isu perdagangan. Namun, tantangan global yang semakin berkembang juga membuat isu-isu nonkeuangan turut dibahas.
Ada dua jalur pertemuan dalam G20, yaitu jalur keuangan (finance track) dan jalur nonkeuangan (Sherpa track). Jalur keuangan dihadiri Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20. Isu yang dibahas berkaitan dengan sektor keuangan.
Kemudian, jalur Sherpa membahas isu lainnya di luar sektor keuangan sekaligus mempersiapkan konsep outcome documents yang dibahas pada KTT. Para Sherpa ditunjuk oleh Kepala Pemerintahan atau Kepala sebagai representasi pada pertemuan G20 selain KTT.
Reporter: Shania
Advertisement