2 November 1983: Ratusan Orang Tewas Dalam Pemungutan Suara Pemilu di Assam India

Insiden berdarah pada 2 November 1983 di Assam tidak menghentikan pemilihan umum India.

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Nov 2021, 06:00 WIB
Ilustrasi bendera India (AFP Photo)

Liputan6.com, New Delhi - Ratusan orang tewas di Assam , India saat pertempuran sengit berkecamuk menjelang pemilihan.

Dilansir dari laman BBC, Senin (1/11/2021), desa-desa telah dibakar dan jembatan serta kantor-kantor dibakar. Menurut laporan, hingga 600 orang tewas di negara bagian timur laut India itu.

Ratusan penduduk desa dilaporkan dibacok dan ditombak hiingga tewas oleh anggota suku di sekitar wilayah Nellie.

Pengunjuk rasa anti-pemerintah bentrok dengan polisi dan pasukan paramiliter saat mahasiswa berkampanye menentang pemilihan majelis negara bagian.

Mereka mengatakan bahwa mereka memrotes tentang masuknya sejumlah besar imigran ilegal dalam daftar pemilih.

Surat kabar terhormat The Hindu telah menyerukan agar pemilihan dibatalkan di tengah laporan bahwa beberapa pegawai negeri Assam menolak untuk melakukan tugas pemilihan karena khawatir akan keselamatan mereka.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Tidak Ada yang Berhak Menghentikan Pemilihan

Perdana Menteri India Indira Gandhi, kiri (1917-1984) (wikimedia commons)

Perdana Menteri India, Indira Gandhi, mengatakan “tidak ada yang berhak menghentikan pemilihan”.

Pemungutan suara baru telah diperintahkan di beberapa distrik setelah bilik diambil alih, kotak suara dicuri dan pemilih diintimidasi.

Jumlah pemilih rendah karena gerilyawan memperingatkan penduduk setempat untuk tidak pergi ke tempat pemungutan suara.

Dilaporkan lebih dari 7.000 polisi dan pasukan paramiliter berusaha menjaga ketertiban di tengah kerusuhan dan penjarahan yang terjadi di beberapa distrik.

Kelompok Assam telah memerangi imigran dari Bangladesh dengan parang, bom bensin dan batu.

Beberapa orang tewas dalam bentrokan komunal antara Hindu dan Muslim sementara yang lain tewas ketika pasukan keamanan menembaki massa.

Banyak perempuan dan anak-anak diperkirakan tewas di area penanaman padi, dengan mayat ditemukan di sungai.

Enam belas desa dibakar, 6.000 orang kehilangan tempat tinggal, dan ribuan orang tinggal di kamp pengungsi.

Ribuan orang lainnya melarikan diri dari Assam ke negara bagian tetangga Benggala Barat dan ke daerah timur laut Arunachal Pradesh untuk menghindari kekerasan.

 

Reporter: Ielyfia Prasetio

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya