Menguji Kemaslahatan Radio Komunitas di Daerah Terpencil Garut untuk Pembelajaran Saat Pandemi

Kehadiran sinyal radio yang terbilang konstan cukup membantu warga, terutama saat pembelajar daring selama pandemi Covid-19.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 03 Nov 2021, 18:00 WIB
Latif Rohyana, 45 tahun, salah satu pendiri Radio Rasi bersama Kepala Seksi Kemitraan Informasi Publik, Dinas Komunikasi dan Informatika Garut Yanyan Agus Supianto dalam salah satu kegiatan on air radio. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Garut - Berada di Kecamatan Cisewu, salah satu wilayah terjauh Garut bagian selatan, Jawa Barat. Kilau dan eksistensi radio komunitas "RASI" yang sudah bertahan hampir tiga dekade di wilayah itu, memang patut diacungi jempol.

Sebagai sarana komunikasi dan informasi warga sejak mengudara tahun 1997 silam, kehadiran radio Rasi memang terbilang istimewa, di tengah belum meratanya sinyal jaringan telekomunikasi akibat kondisi alam.

Tak ayal dengan kondisi itu, beberapa wilayah di sana masih mengalami blank spot alias terisolasi sinyal komunikasi hingga saat ini. Alhasil, kehadiran radio cukup penting, sebagai akses komunikasi dalam menyebarkan informasi kepada masyarakat.

Latif Rohyana (45), salah satu pendiri Radio Rasi mengatakan, kehadiran sinyal radio yang terbilang konstan cukup membantu warga, terutama saat pembelajaran daring selama pandemi Covid-19.

"Kami mendatangi beberapa sekolah, siaran melalui radio. Jadi si siswa itu mendengarkan di rumahnya masing-masing, kemudian gurunya bersiaran di radio itu," ujarnya, di Studio Radio Rasi belakang Kantor Desa Cisewu, Kecamatan Cisewu, Garut, beberapa waktu lalu.

Menurutnya, pemberlakukan pola pembelajaran daring alias tanpa tatap muka, cukup menghambat warga. Namun, perlahan, warga yang masih menggantungkan informasi dari sinyal radio Rasi, mulai terbiasa menggunakan radio untuk belajar.

"Istilahnya ada pembelajaran jarak jauh melalui Radio Komunitas," ujarnya bangga.

Latif menyatakan, pembelajaran daring melalui radio cukup efektif, dibandingkan dengan pembelajaran via grup WhatsApp (WA), karena pengajar bisa menerangkan materi secara langsung kepada siswa secara on air.

"Siswa tinggal mendengarkan langsung di headset-nya melalui handphone atau radio yang dimiliki oleh orang tuanya," kata dia.

Selama pembelajaran daring via radio Rasi mengudara, sedikitnya sekitar 27 Sekolah Dasar (SD) dan dua Sekolah Menangah Pertama (SMP) di Kecamatan Cisewu, merasakan langsung manfaatnya.

"Guru-gurunya yang langsung siaran bukan oleh penyiar, tapi langsung oleh guru sebagai narasumbernya, kami dari radio Rasi hanya memfasilitasi opening dan closing itu saja," kata dia.

Bahkan, dalam perkembangan selanjutnya, tidak hanya menjangkau sekolah SD dan SMP, kalangan sekolah Madrasah Tsanawiyah Negeri di bawah Kementerian Agama serta beberapa sekolah swasta tak ketinggalan ikut menikmati.

"Ada Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Garut dan SMPIT Purnama ikut bersiaran di sini," ujar dia bangga.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Simak video pilihan berikut ini:


Multifungsi

Latif Rohyana, 45 tahun, salah satu pendiri Radio Rasi bersama Kepala Seksi Kemitraan Informasi Publik, Dinas Komunikasi dan Informatika Garut Yanyan Agus Supianto dalam salah satu kegiatan on air radio. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Selain pembelajaran secara daring selama masa pandemi Covid-19, manfaat lainnya dari kehadiran radio Rasi yakni menyampaikan informasi dalam pelaksanaan pemilihan kepala desa (Pilkades) bagi warga.

"Masyarakat bisa mengetahui hasil dari Pilkades cukup di rumah saja dengan mendengarkan siaran dari radio Rasi," kata dia.

Dengan upaya itu, pelaksanaan pencoblosan pesta demokrasi lima tahunan masyarakat desa, mampu dilaksanakan dengan tertib bebas dari kerumunan yang berpotensi meningkatkan kasus Covid-19.

"Dengan adanya siaran radio Rasi, warga cukup mendengarkan pengumuman hasil suara itu di radio," ujarnya.

Untuk meningkatkan kualitas penyiaran, Latif mulai memanfaatkan kehadiran fasilitas live streaming melalui media sosial, terutama Facebook, di samping platform lama siaran udara di frekuensi 107,8 FM.

"Artinya kita bisa bersiaran di dua frekuensi, itu untuk mengimbangi perkembangan di zaman hari ini,” kata dia.

Walhasil, seluruh informasi yang dibutuhkan masyarakat tetap tersaji dengan akurat, tanpa terhambat beratnya kondisi medan dan lingkungan wilayah pegunungan Garut bagian selatan tersebut.

"Kami pun ikut membantu pemerintah menyampaikan informasi-informasi yang memang wajib disampaikan oleh pemerintah ke masyarakat," ujarnya.

Kepala Seksi Kemitraan Informasi Publik, Dinas Komunikasi dan Informatika Garut Yanyan Agus Supianto, mengapresiasi sepak terjang radio komunitas Rasi dalam menyampaikan informasi bagi masyarakat, terutama di wilayah terpencil.

"Hingga saat ini kami intens mengirim rilis yang kami produksi ke radio-radio komunitas di Kabupaten Garut, sebagai wujud tanggung jawab kami dalam penyebaran informasi di masyarakat," ujarnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya