Departemen Keuangan AS Berencana Berutang USD 1,02 Triliun, Buat Apa?

Sejumlah pejabat Departemen Keuangan AS mengatakan rencana pinjaman kuartal ini bergantung pada Kongres yang menangani batas utang sebelum Yellen kehabisan ruang manuver

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 02 Nov 2021, 22:32 WIB
Janet Yellen, pemimpin departemen keuangan AS yang ditunjuk oleh presiden terpilih Joe Biden. (Twitter/ @NewYorkFed)

Liputan6.com, Jakarta - Departemen Keuangan Amerika Serikat mengaku berencana untuk meminjam uang sebesar USD 1,02 triliun selama kuartal ini.

Jumlah itu pun merupakan pinjaman terbesar sejak pemerintah AS mulai mengeluarkan paket bantuan triliunan dolar untuk ekonomi pada musim semi 2020, sebesar USD 2,75 triliun. 

Dilansir dari Associated Press, Selasa (2/11/2021) Departemen Keuangan AS menerangkan bahwa perkiraan pinjaman untuk kuartal Oktober-Desember akan mengikuti pinjaman aktual sebesar USD 103 miliar pada kuartal Juli-September 2021 - periode ketika batas utang kembali berlaku setelah ditangguhkan selama dua tahun.

Belum lagi, pejabat Departemen Keuangan AS mengatakan mereka berharap untuk meminjam dana sebesar USD 476 miliar lagi pada kuartal Januari-Maret tahun depan.

Pinjaman yang sebenarnya, bagaimanapun, akan tergantung pada bagaimana Kongres menangani kebutuhan untuk menaikkan atau menangguhkan batas utang.

Menteri Keuangan Janet Yellen mengungkapkan bahwa kenaikan batas utang USD 480 miliar yang disahkan oleh Kongres pada Oktober 2021 hanya akan memungkinkan pemerintah untuk terus membayar tagihannya hingga 3 Desember.


Surat Menkeu AS Kepada Pimpinan Kongres

Pimpinan Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) Janet Yellen (Foto: Bloomberg)

Yellen, dalam sebuah surat kepada para pemimpin kongres pada pertengahan Oktober 2021, mengatakan peningkatan batas utang "hanya memberikan penangguhan hukuman sementara."

Sejumlah pejabat Departemen Keuangan AS mengatakan rencana pinjaman kuartal ini  bergantung pada Kongres yang menangani batas utang sebelum Yellen kehabisan ruang manuver, dalam langkah-langkah menghindari gagal bayar utang negara.

Yellen sebelumnya telah memperingatkan bahwa default akan menjadi bencana besar dan kemungkinan akan mendorong AS ke dalam resesi.

Batas pinjaman saat ini mencapai USD 28,88 triliun setelah kenaikan USD 480 miliar disetujui oleh Kongres bulan lalu. 

Namun, Yellen dapat menggunakan berbagai manuver pembukuan untuk menghapus investasi dari berbagai dana pensiun pegawai pemerintah guna memungkinkan pinjaman lebih lanjut dalam jangka waktu terbatas.

Ketika kebuntuan batas utang diselesaikan, Departemen Keuangan AS diharuskan mengganti setiap investasi yang dikeluarkan dari dana pensiun dengan bunga yang hilang.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya