Otoritas Kesehatan AS: Tiap Negara Bagian Rata-Rata Buang 4,8 Persen Vaksin COVID-19

Ada sejumlah alasan mengapa negara bagian AS banyak yang membuang vaksin COVID-19.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 02 Nov 2021, 15:02 WIB
Selain Amerika serikat, negara Belanda, Jepang, Australia, dan Inggris kabarnya akan mengirimkan vaksin COVID-19 ke Indonesia. (FOTO: Unsplash.com/Brano).

Liputan6.com, Los Angeles - Tiap Negara Bagian Amerika Serikat dilaporkan telah menyia-nyiakan rata-rata 4,8 persen dari dosis vaksin COVID-19 yang tersedia, kata Departemen Kesehatan Masyarakat California kepada The San Francisco Chronicle pekan lalu.

Alasan utama untuk membuang vaksin COVID-19 adalah karena obat tersebut telah kedaluwarsa, demikian dikutip dari laman Xinhua, Selasa (2/11/2021).

Alasan lainnya yaitu, lantaran vaksin COVID-19 telah dibuka dan akan rusak sebelum dapat digunakan, atau telah disalahgunakan dan dirusak, kata para ahli.

Pada saat yang sama, persentase dosis yang harus dibuang setiap bulan di seluruh negara bagian, meskipun masih dalam jumlah kecil, telah meningkat sejak musim semi lalu, tambahnya.

Di California, Amerika Serikat , para profesional kesehatan telah membuang hampir 645.000 dosis vaksin COVID-19.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Laporan Departemen Kesehatan Masyarakat California

Wisatawan keluar dari pintu kedatangan Internasional di Bandara Miami, Florida, Senin (20/9/2021). Amerika Serikat akan mencabut larangan perjalanan covid-19 pada semua penumpang udara yang sudah divaksin lengkap dan menjalani tes serta pelacakan kontak pada November. (Joe Raedle/Getty Images/AFP)

Jumlah totalnya, rata-rata 58.614 per bulan, menurut Departemen Kesehatan Masyarakat California.

Namun, angka yang sangat besar ity itu hanya mewakili 1 persen dari total 58 juta dosis yang tersedia di California antara 15 Desember dan 22 Oktober, tambahnya.

CDC tidak menanggapi laporan tersebut. Namun, bulan lalu, NBC News mengutip agen federal yang mengatakan bahwa pemasok vaksin membuang lebih dari 15 juta dosis antara Maret dan Agustus 2021.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya