Liputan6.com, Palembang - Infertilitas atau ketidaksuburan dari pasangan suami istri (pasutri) adalah masalah medis. Istilah ini bisa digunakan jika tidak terjadi kehamilan setelah suami istri melakukan intercourse tanpa kontrasepsi selama satu tahun.
Menurut Dwi Silvia Indrasari, dokter spesialis kebidanan dan kandungan Klinik Blastula IVF Siloam Hospitals Sriwijaya Palembang, salah besar jika beranggapan infertilitas adalah persoalan wanita. Berdasarkan The National Infertility Association, sekitar 35 persen masalah infertilitas datang dari pria, 35 persen dari wanita, dan sisanya dari kedua belah pihak, atau karena sebab yang tidak dapat dijelaskan.
"Karenanya, bila sang istri tidak kunjung hamil, hal ideal adalah pasutri harus bersama melakukan pemeriksaan. Sangat tidak adil bila suami atau orangtua menuduh wanita sebagai pihak yang memiliki kekurangan," ujarnya dalam webinar bertajuk "Focusing in Infertility", di Palembang, Minggu (31/10/2021).
Baca Juga
Advertisement
Selain itu, ia juga menjelaskan sejumlah peyebab gagalnya kehamilan, yakni 2,9 persen infertilitas primer dan 10,8 persen infertilitas sekunder, yang dapat berupa unexplained infertility (infertilitas yang tidak dapat dijelaskan), subfertilitas sperma derajat ringan, endometriosis ringan, kelainan ovulasi, kelainan ejakulasi, kelainan lendir serviks, faktor imunilogis serta yang disebut kombinasi infertilitas.
Sementara, dokter spesialis kandungan Siloam Hospitals Sriwijaya Oriza secara spesifik mengulas PCOS (polycystic ovarium syndrome). Sindrome ini secara umum dikenal sebagai suatu keadaan yang sering ditandai dengan kumpulan beberapa gejala yaitu adanya gangguan haid, gangguan ovulasi (pematangan sel telur), dan hiperandrogenisme atau kelebihan hormon pada pria yang umumnya disebabkan gaya hidup, obesitas, stres, mikrobienta, polusi lingkungan, dioksin, dan lainnya yang masih terus diteliti para ahli.
Ia menyebutkan ada pula penyebab ketidaksuburan dari pasutri yang disebabkan dari faktor medis tertentu dan faktor psikologis. Misal, terjadinya gangguan ovulasi pada pasangan wanita dan gaya hidup tidak sehat dari pria.
"Untuk jangka pendek, penanganan ketidaksuburan melalui menginduksi ovulasi, mengurangi kadar androgen dalam sirkulasi," ucapnya.
Sementara, penanganan ketidaksuburan jangka panjang dilakukan melalui perubahan gaya hidup pasutri guna mendapatkan berat badan ideal atau normal yang otomatis akan menurunkan risiko penyakit jantung koroner pun diabetes militus dengan menghindari efek hiperinsulinemia.
Edukasi seputar infertilitas ini menutup rangkaian acara peringatan ulang tahun ke-9 Siloam Hospitals Sriwijaya di Palembang. Klinik Bayi Tabung Blastula IVF Siloam Sriwijaya merupakan klinik bayi tabung pertama di Provinsi Sumatra Selatan, berlokasi di kota Palembang.
Sejak dibuka 21 Januari 2021, Klinik Bayi Tabung Blastula IVF Siloam Sriwijaya telah berhasil menghasilkan dan mengelola 105 kehamilan pasangan pasien. Bahkan, dengan program unggulannya, telah lahir bayi kembar tabung pertama beberapa waktu yang lalu.