Liputan6.com, Jakarta - Jika Anda pernah terlibat dalam suatu hubungan toxic yang tidak bisa anda lepaskan, atau melihat seseorang yang menderita dalam hubungannya.
Lalu pernahkah diri Anda bertanya-tanya "mengapa mereka tidak pergi dari hubungan seperti itu?" disaat itulah Anda mungkin menemukan adanya konsep "trauma bonding" atau "ikatan trauma" yang akan menjelaskan banyak hal.
Sebuah pertengkaran dalam setiap hubungan sangatlah wajar. Namun, jika pertengkaran sudah merambah kedalam ranah kekerasan, hal tersebut menjadi salah satu tanda bahwa hubungan anda sudah tidak sehat.
Istilah traumatic bonding muncul saat salah satu dari Anda memilih bertahan meski pasangan Anda telah melakukan tindak kekerasan.
Trauma bonding memiliki arti sebagai keterikatan emosional yang mendalam yang berkembang dalam suatu hubungan, ditandai dengan pelecehan yang besifat emosional, fisik, bahkan keduanya.
Baca Juga
Advertisement
Dalam dinamika kekuasaan yang tidak seimbang ini, pelaku mempertahankan kontrol melalui berbagai taktik yang pada akhirnya membuat korban percaya bahwa mengakhiri hubungan adalah suatu tindakan yang menakutkan dan tidak mungkin bisa dilakukan.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tanda-Tanda Terjebak di Traumatic Bonding
Tanda-tanda bahwa Anda sedang berada dalam traumatic bonding yakni:
- Perasaan rasa senang dan konflik dalam hubungan secara drastis beracun dari tinggi ke rendah secara teratur.
- Sering dibuat merasa berhutang kepada pelaku dan menyatakan bahwa korban salah.
- Merasa bahwa hidup Anda tidak mungkin bisa berjalan tanpa pelaku, meskipun Anda menyadari bahwa hubungan itu tidak sehat.
- Terus menerus khawatir dan berusaha untuk tidak membuat marah si pelaku.
- Berbohong kepada teman dan keluarga tentang hubungan tersebut, secara konsisten membela perilaku negatif pelaku.
Advertisement
Cara Keluar dari Traumatic Bonding
Cara keluar dari traumatic bonding memang tidak semudah itu, cenderung sulit apabila pelaku sudah sangat ketergantungan dengan sifat korban. Ikatan sifat emosional yang tampak seperti roller coaster itu seringkali membuat korban enggan dan susah untuk berpaling.
Berikut beberapa hal yang dapat membantu Anda keluar dari hubungan tidak sehat seperti ini:
1. Fokus pada masa depan
Banyak yang berharap bahwa pelaku dengan sifat kasar akan berubah seiring berjalannya waktu. Tapi cobalah untuk mengakui apa yang sedang terjadi dan dampak kedepannya dengan berhenti sejenak untuk merenungkannya. Jika merasa aman untuk melanjutkan hubungan itu, buatlah cerita dalam buku harian.
2. Fokus pada bukti
Jika seseorang terus bertindak kasar dan Anda tidak mengambil langkah untuk mendapatkan bantuan, cobalah unuk fokus pada diri sendiri untuk tidak terbuai dengan janji dan maaf pelaku.
Berlatih Self-Talk Positif dan Merawat Diri
1. Berlatif self-talk positif
Pelecehan dapat menurunkan harga diri seseorang, di waktu yang sama juga membuat korban merasa tidak dapat hidup tanpa pelaku. Buang self-talk negatif dan mulai ubah dengan alternatif positif.
2. Merawat diri sendiri
Merawat diri sendiri dapat membantu menghilangkan stres dan mengurangi keinginan untuk beralih kembali ke pelaku. Cobalah untuk menulis jurnal, meditasi, olahraga, hobi, doa, atau sekedar berbincang dengan teman terpercaya yang dapat membantu Anda untuk keluar dari situasi toxic.
Penulis:
Azarine Natazia
Advertisement