Liputan6.com, Jakarta - PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) membukukan kinerja positif sepanjang sembilan bulan pertama 2021. Ini ditunjukkan dari pertumbuhan laba bersih dan pendapatan.
PT Matahari Department Store Tbk mencatat penjualan kotor sebesar Rp 7,5 triliun hingga September 2021. Penjualan kotor ini naik 28 persen dari periode sama tahun lalu.
Matahari Department Storemencatat pendapatan bersih tumbuh 22,72 persen menjadi Rp 4,08 triliun hingga September 2021. Pada periode sama tahun lalu, perseroan meraup pendapatan Rp 3,32 triliun. Demikian mengutip dari keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (2/11/2021).
Baca Juga
Advertisement
Beban pokok pendapatan naik 8,53 persen menjadi Rp 1,48 triliun hingga kuartal III 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,36 triliun. Dengan demikian laba kotor tercatat Rp 2,60 triliun hingga September 2021.
Laba kotor tumbuh 32,62 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,96 triliun. Beban usaha turun menjadi Rp 2,06 triliun hingga September 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,43 triliun. Perseroan mencatat keuntungan lainnya Rp 32,43 miliar hingga kuartal III 2021 dari periode sama tahun sebelumnya rugi Rp 87,14 miliar.
Perseroan mencatat laba operasi sebesar Rp 569,25 miliar hingga kuartal III 2021 dari periode sama tahun sebelumnya rugi Rp 566,04 miliar.
Dengan melihat kondisi itu, perseroan mencatat laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 438,69 miliar hingga kuartal III 2021. Kondisi ini berbeda dari periode sama tahun yang sebelumnya rugi Rp 616,60 miliar.
PT Matahari Department Store Tbk mencatat laba bersih per saham dasar sebesar Rp 168 hingga kuartal III 2021 dari periode sama tahun sebelumnya rugi Rp 234.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Total Liabilitas dan Aset
Total liabilitas perseroan turun menjadi Rp 4,71 triliun hingga September 2021 dari periode Desember 2020 sebesar Rp 5,73 triliun. Perseroan mencatat ekuitas naik menjadi Rp 1,05 triliun hingga kuartal III 2021 dari Desember 2020 sebesar Rp 581,11 miliar.
Total aset perseroan turun menjadi Rp 5,77 triliun hingga kuartal III 2021 dari Desember 2020 sebesar Rp 6,31 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas sebesar Rp 468,55 miliar hingga kuartal III 2021 dari Desember 2020 sebesar Rp 523,95 miliar.
Advertisement
Penjelasan Perseroan
Mengutip keterangan tertulis perseroan, PT Matahari Department Store Tbk mencatat laba bersih sebesar Rp 439 miliar hingga September 2021 meski hadapi pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat yang dimulai pada awal Juli dengan penutupan gerai selama dua bulan.
PT Matahari Department Store Tbk menutup sementara 117 gerainya akibat PPKM darurat, dan 31 gerai tetap buka dengan beberapa pembatasan seperti kapasitas maksimum di mal, pembatasan jam operasional dan lainnya.
PPKM masih berlanjut pada Agustus 2021, tetapi dengan beberap perkembangan positif pada setiap minggunya. Pemerintah mulai izinkan mal buka dan makan di tempat dengan batasan waktu.
Sejak September 2021, anak-anak di bawah usia 12 tahun diizinkan memasuki mal, pembatasan jam operasional dan kapasitas kegiatan makan/mainum di tempat umum mulai dilonggarkan, semuanya mengarah pada kunjungan mal yang semakin tinggi.
“Pada awal September, Matahari membuka 100 persen gerainya dan terus mengalami pemulihan positif dari minggu ke minggu. Hal ini berlanjut pada Oktober dengan pemulihan mencapai lebih dari 70 persen dibandingkan dengan 2019,” tulis perseroan.
Selain itu, perseroan juga menyampaikan akan membuka dua gerai baru pada Desember. Gerai baru akan dibuka di Cianjur, Jawa Barat dan Batam, Kepulauan Riau. Perseroan menargetkan membuka 10 gerai baru lagi pada 2022.
Perseroan juga berinisiatif barang dagangan dengan membuahkan hasil, dengan peningkatan kecepatan penjualan, produktivitas, dan margin kotor.
Matahari ditargetkan hasilkan EBITDA Rp 1 triliun untuk 2021 dengan kas bersih positif dan pinjaman bank nihil. Perseroan proyeksikan EBITDA 2022 sebesar Rp 1,8 triliun.