Liputan6.com, Jakarta - Facebook yang sekarang bernama Meta mengumumkan langkahnya mengakhiri sistem pengenalan wajah yang selama ini dikembangkan. Keputusan tersebut diambil di tengah meningkatnya kekhawatiran pengguna dan regulator.
Meta mengatakan akan menghapus lebih dari 1 miliar template pengenalan wajah individu sebagai akibat dari perubahan ini.
Baca Juga
Advertisement
Dalam unggahan blognya, Meta menyebut, sepertiga pengguna aktif harian Facebook atau lebih dari 600 juta akun telah memilih menggunakan teknologi pengenalan wajah.
Mengutip CNBC, Rabu (3/11/2021), dampak dari penghapusan program pengenalan wajah adalah Facebook tidak akan lagi secara otomatis mengenali wajah orang di foto atau video.
Namun perubahan tersebut juga akan berdampak pada teknologi teks alt yang dipakai perusahaan untuk mendeskripsikan gambar bagi pengguna tunanetra atau visual impaired.
Layanan Facebook yang mengandalkan sistem pengenalan wajah akan dihapus dalam beberapa minggu mendatang.
"Ada banyak kekhawatiran tentang teknologi pengenalan wajah di masyarakat. Regulator masih dalam proses menghadirkan seperangkat aturan yang mengatur secara jelas penggunaannya. Di tengah ketidakpastian ini, kami percaya, membatasi penggunaan pengenalan wajah pada serangkaian kasus adalah hal tepat," kata Facebook dalam blognya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Masih Dipakai untuk Kasus Tertentu
Perusahaan juga menekankan, mengakhiri sistem pengenalan wajah adalah bagian dari langkah perusahaan menjauh dari jenis identifikasi luas ini.
Meta menyebut, pihaknya masih mempertimbangkan teknologi pengenalan wajah untuk kasus-kasus di mana orang perlu memverifikasi identitas mereka atau untuk mencegah penipuan dan peniruan identitas.
Meta juga berjanji akan terus mengumumkan penggunaan yang dimaksud dan bagaimana orang bisa memiliki kontrol atas sistem pengenalan wajah dan data pribadi mereka.
Advertisement
Bayar Ganti Rugi karena Kumpulkan Informasi Biometrik Pengguna
Keputusan menghentikan sistem pengenalan wajah ini diambil di tengah maraknya laporan Facebook Papers, dokumen internal perusahaan yang dibocorkan oleh eks karyawan bernama Frances Haugen.
Perlu diketahui, upaya Facebook membangun sistem pengenalan wajah bermula pada 2012, yakni saat perusahaan mengakuisi startup Israel Face.com dengan transaksi USD 100 juta. Facebook pun membuat tim pengembang yang fokus pada pengenalan wajah untuk aplikasinya.
Kesepakatan dengan Face.com terjadi hanya beberapa minggu setelah Facebook mengakuisisi Instagram.
Masih soal kasus biometrik dan pengenalan wajah, pada Juli 2020, Mark Zuckerberg setuju membayar USD 650 juta untuk penyelesaian kasus gugatan karena mengumpulkan dan menyimpan data biometrik tanpa persetujuan pengguna.
(Tin/Isk)
Infografis Tentang Facebook
Advertisement