Indonesia Dapat Kesepakatan Ekspor Ban ke Mesir Senilai Rp 285 Miliar

Indonesia mendapat kesepakatan ekspor ban dengan Mesir dalam Trade Expo Indonesia-DIgital Edition (TEI-DE) 2021

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 03 Nov 2021, 12:50 WIB
Petugas melakukan pengecekan dokumen pada ban yang akan diekspor di Pusat Logistik Berikat, Sunter, Jakarta, Jumat (4/10/2019). Asosiasi menilai penurunan utilitas ke level 50% dari posisi akhir tahun lalu 84%, disebabkan turunnya permintaan di pasar global dan lokal. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Dalam upaya peningkatan ekspor produk unggulan Indonesia ke mancanegara, khususnya ke Mesir, KBRI Kairo bersama Ditjen Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan dalam rangkaian Trade Expo Indonesia-Digital Edition (TEI-DE) 2021 menggelar penandatanganan nota kesepahaman ekspor produk ban kendaraan GT Radial dari PT Gajah Tunggal Tbk dengan buyer Mesir, Mohamed Abderrahman Baraka selaku Presiden Direktur Baraka Contracting and Trading Co.

Dirjen PEN Kemendag Didi Sumedi menyampaikan rasa bangga atas kerja keras KBRI Kairo dan juga Baraka yang secara terus menerus mengimpor produk unggulan dari Indonesia.

"Kita menyaksikan bersama Mr Baraka menyampaikan komitmennya untuk mengimpor ban kendaraan Indonesia sebesar USD 20 juta atau senilai Rp 285 miliar. Hal ini kita harapkan dapat terus dipertahankan dan ditingkakan di masa-masa mendatang," kata Didi dalam keterangan tertulis, Rabu (3/11/2021).

Duta Besar RI untuk Mesir Lutfi Rauf juga turut mengapresiasi Mohamed Abderrahman Baraka yang selama lebih dari 30 tahun telah mengimpor produk ban kendaraan Indonesia. Hal ini membuat ban kendaraan Indonesia menjadi sangat terkenal di Mesir, berkat pasokan distribusi yang mengalir dari utara hingga selatan.

"Saat ini Ban kendaraan produksi GT Radial telah menempati posisi 5 besar dari seluruh ban kendaraan yang ada di Mesir. Hal ini mendorong kita semua untuk tetap bekerjasama dalam memperlancar arus eksportasi ban kendaraan Indonesia ke Mesir, sehingga Kawitch Indonesia raqam wahid fi Masr (ban Indonesia nomor satu di Mesir)," ujar Lutfi.

Lutfi menambahkan, dengan adanya populasi Mesir yang saat ini mencapai 104 juta jiwa dan populasi Indonesia yang mencapai 270 juta jiwa, hal ini menjadikan Mesir dan Indonesia sebagai pasar bersama yang harus dioptimalkan lebih besar lagi.

"Utamanya menjadikan Mesir sebagai salah satu pasar utama produk komoditas dan manufaktur Indonesia, termasuk ban kendaraan yang paling cepat berkembang di dunia," imbuh dia.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Tren Menurun

Petugas melakukan pengecekan dokumen pada ban yang akan diekspor di Pusat Logistik Berikat, Sunter, Jakarta, Jumat (4/10/2019). Asosiasi Pengusaha Ban Indonesia (APBI) menyatakan utilitas pabrikan ban nasional merosot ke level 50% dari posisi akhir tahun lalu, yakni 84%. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Atase Perdagangan KBRI Kairo, Irman Adi Purwanto Moefthi memaparkan, impor produk roda kendaraan Mesir dari dunia pada 2016-2020 berfluktuasi secara dinamis dengan tren pertumbuhan sebesar -4.73.

Pada periode Januari-Juni 2021, impor produk ban ke Mesir dari berbagai belahan dunia terhitung sebesar USD 280,995 juta, atau naik 12,05 persen dibanding 2020 sebesar USD 250,766 juta.

"Ekspor produk ban kendaraan Indonesia pada periode Januari-Juni tahun 2021 mencapai USD 12,462 juta, naik 7,43 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2020 dan menempati posisi urutan ke-6 dari negara-negara pengekspor produk ban kendaraan ke Mesir dengan pangsa pasar 4,44 persen," paparnya.

"Negara pesaing utama Indonesia untuk produk ban kendaraan (HS 4011) adalah China dengan pangsa pasar 19,84 persen, Turki dengan pangsa pasar 17,1 persen, Thailand dengan pangsa pasar 12,53 persen, Jepang dengan pangsa pasar 10,3 persen, dan India dengan pangsa pasar 7,14 persen," jelas Irman.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya