Laba Bersih Prodia Tumbuh 318 Persen hingga Kuartal III 2021, Ini Faktor Pendorongnya

PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) meraih pertumbuhan pendapatan dan laba bersih hingga kuartal III 2021.

oleh Agustina Melani diperbarui 03 Nov 2021, 21:20 WIB
Petugas medis merapikan tabung di Laboratorium Klinik Prodia Kramat, Jakarta, Sabtu (8/5/2021). Memasuki usia ke 48 tahun PT Prodia Widyahusada Tbk memberikan pemeriksaan kesehatan gratis kepada media mulai dari pemeriksaan kolesterol hingga Anti SARS-CoV-2 Kuantitatif. (Liputan6.com/HO/Prodia)

Liputan6.com, Jakarta - PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) membukukan kinerja keuangan yang positif selama sembilan bulan pertama 2021. Ini ditunjukkan dari pertumbuhan pendapatan dan laba bersih.

PT Prodia Widyahusada Tbk mencetak pendapatan bersih Rp 1,99 triliun hingga September 2021. Realisasi pendapatan ini tumbuh 65,60 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,20 triliun.

Mengutip keterangan tertulis perseroan, dikutip Rabu (3/11/2021), kenaikan pendapatan bersih ditopang kontribusi pendapatan dari masing-masing segmen pelanggan. Segmen pelanggan individu dan rujukan dokter menyumbang sebesar 68,4 persen kepada pendapatan perseroan.

Sedangkan kontribusi segmen referensi pihak ketiga dan klien korporasi sebesar 31,6 persen terhadap pendapatan perseroan.

Beban pokok pendapatan naik 38,39 persen menjadi Rp 757,74 miliar dari periode sama tahun sebelumnya Rp 547,54 miliar. Laba bruto naik 88,36 persen menjadi Rp 1,23 triliun hingga kuartal III 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 654,53 miliar.

Perseroan mencatat kenaikan beban usaha dari Rp 533,53 miliar hingga September 2020 menjadi Rp 609,72 miliar hingga September 2021. Pendapatan lainnya naik dari Rp 1,65 triliun hingga kuartal III 2020 menjadi Rp 3,33 triliun hingga kuartal III 2021. Beban lainnya naik menajdi Rp 451 juta hingga September 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 368 juta.

Dengan demikian, perseroan mencatat laba usaha tumbuh 411,97 persen menjadi Rp 626,05 miliar hingga kuartal III 2021. Pada periode sama tahun sebelumnya, perseroan membukukan laba usaha Rp 122,28 miliar.

Perseroan membukukan laba bersih Rp 511,08 miliar hingga kuartal III 2021. Realisasi laba bersih ini tumbuh 318 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 122,27 miliar. Dengan melihat kondisi itu, laba per saham perseroan naik menjadi Rp 545,16 hingga kuartal III 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 130,43.

Prodia Widyahusada menyatakan margin laba bersih dan EBITDA masing-masing meningkat 61,9 persen dan 37,4 persen. Perseroan mencatat rasio lancar 736,1 persen dan rasio cepat 709,1 persen.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Total Aset hingga Liabilitas

Ilustrasi Laporan Keuangan.Unsplash/Isaac Smith

Total aset Perseroan hingga kuartal III 2021 tercatat meningkat menjadi Rp 2,61 triliun dibandingkan tahun sebelumnya. Aset lancar menjadi Rp 1,72 triliun dan aset non lancar menjadi Rp 890,88 miliar. Sedangkan, total liabilitas meningkat menjadi Rp 470,99 miliar dari Desember 2020 Rp 443,75 miliar.

Adapun liabilitas jangka pendek mencapai Rp 233,81 miliar dan liabilitas jangka panjang menjadi Rp 237,19 miliar. Total Ekuitas naik menjadi sebesar Rp 2,14 triliun dibandingkan tahun 2020 yang mencapai Rp 1,78 triliun.

Dari sisi arus kas, Perseroan berhasil mempertahankan arus kas bersih dari aktivitas operasi dalam posisi surplus hingga kuartal III 2021 menjadi sebesar Rp 591,73 miliar atau meningkat sebesar 119,17 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2020.

Peningkatan akun arus kas bersih dari aktivitas operasi ini terutamanya disebabkan oleh penerimaan kas dari pelanggan sebesar Rp 1,98 triliun.

Dengan tingkat posisi kas dan setara kas sebesar Rp 679,21 miliar, Perseroan memiliki posisi keuangan yang solid untuk mendukung kesinambungan operasi dan pengembangan bisnis Perseroan.

Perseroan berhasil mencatatkan rasio lancar sebesar 736,1 persen dan rasio cepat sebesar 709,1 persen. Posisi keuangan Perseroan tetap sehat dengan rasio total utang terhadap EBITDA operasional sebesar 0,63x dan total utang terhadap ekuitas sebesar 0,22x.


Penjelasan Manajemen

Peneliti mengambil sampel di Laboratorium Pusat Prodia di Jakarta, Rabu (3/6/2020). Prodia Wellness Genomics mampu mendeteksi risiko 39  jenis penyakit pada wanita dan 36 penyakit pada pria sekaligus. (Liputan6.com/HO/Deny)

Direktur Utama Prodia, Dewi Muliaty menuturkan, pertumbuhan pendapatan dan laba bersih hingga kuartal III 2021 ditopang peningkatan permintaan pemeriksaan kesehatan terutama pemeriksaan tes rutin untuk cek kesehatan secara umum dan tes esoteric termasuk tes genomic, yang alami pertumbuhan cukup baik.

"Kami fokus pada pencapaian kinerja profitabilitas,keunggulan operasional bisnis inti perseroan, optimalisasi penggunaan sistem teknologi informasi, serta mengembangkan layanan berbasis digital dengan perhatikan customer experience atau journey melalui patient centric model,” ujar dia dikutip dari keterangan tertulis.

Perseroan menyatakan tetap upayakan kontribusi dalam membangun ekosistem kesehatan yang berkualitas sehingga dapat memberikan nilai tambah yang berkelanjutan bagi pelanggan dan pemangku kepentingan lainnya. “Dan tentunya juga bagi para pemegang saham Prodia,” ujar dia.

 


Pemeriksaan Kesehatan

Petugas medis mengambil sampel darah pasien di Laboratorium Klinik Prodia Kramat, Jakarta, Sabtu (8/5/2021). Pemeriksaan kesehatan gratis di wilayah Jakarta berupa pemeriksaan kolesterol, kesehatan hati, asam urat, gula darah dan Anti SARS-CoV-2 Kuantitatif. (Liputan6.com/HO/Prodia)

Hingga September 2021, Prodia telah melayani 13,7 juta pemeriksaan kesehatan dengan komposisi lebih dari 80 persen terdiri dari tes esoterik (tes khusus/baru) dan tes rutin, serta 18% pemeriksaan terkait COVID-19 dan pemeriksaan kesehatan lainnya.

Pendapatan tes esoterik mengalami pertumbuhan 110,7 persen menjadi sebesar Rp 828,69 miliar. Pendapatan tes rutin juga meningkat 45 persen dibandingkan periode sama pada tahun sebelumnya. Jumlah kunjungan pelanggan (patient visit) juga meningkat  37,6 persen menjadi lebih dari 2.683.905 per kuartal III 2021.

Per September 2021, Prodia telah meluncurkan pemeriksaan genomik diantaranya Leukemia Phenotyping untuk mendeteksi tipe kanker darah pada pasien leukemia akut; NEUROgenomics merupakan pemeriksaan genomik yang digunakan untuk mengidentifikasi kerentanan genetik seseorang terhadap penyakit yang berkaitan dengan gangguan saraf seperti diantaranya penyakit Alzheimer, Skizofrenia, dan Stroke.

"Fokus strategi Prodia sejak awal adalah mengembangkan tes pemeriksaan khusus dan terbaru sesuai perkembangan ilmu dan teknologi Lab kesehatan termasuk genomik, dan juga pemeriksaan kesehatan berbasis kesehatan individu," ujar dia.

Ia menambahkan, pihaknya memperluas layanan pemeriksaan kesehatan yang sifatnya preventif sehingga sejalan dengan tujuan  perseroan dalam mempromosikan paradigma sehat.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya