Google: 89 Persen Password Pengguna Internet di Indonesia Lemah

Dalam sebuah survei yang dilakukan oleh Google dan YouGov, hampir dua dari tiga pengguna internet di Indonesia, mengalami kebocoran data pribadi.

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 03 Nov 2021, 18:51 WIB
Ilustrasi Google, mekanisme membuat kartu STRP. (Photo by Firmbee.com on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta Di tengah tingginya aktivitas di internet, kata sandi atau password saat ini menjadi suatu hal yang penting bagi setiap orang, termasuk saat mereka memiliki sebuah email atau melakukan transaksi keuangan secara daring.

Namun, dalam sebuah survei yang dilakukan oleh Google dan YouGov, hampir dua dari tiga pengguna internet di Indonesia, mengalami kebocoran data pribadi.

Studi ini sendiri dilakukan secara daring pada September 2021, di 11 negara di kawasan Asia Pasifik, termasuk Indonesia, dengan ukuran sampel 13.870 pengguna internet berusia 18 tahun ke atas.

Sayangnya Google Indonesia tidak mengungkapkan lebih rinci tentang jumlah responden yang berasal dari Indonesia.

Meski angka kebocoran data ditemukan cukup besar di Indonesia, Amanda Chan, Produk Marketing Manager Google Indonesia mengatakan, kejadian ini tak serta merta mendorong pengguna mengubah kebiasaan mereka.

"Kita juga melihat sebanyak 89 persen pengguna masih mempertahankan kebiasaan menggunakan password yang lemah," kata Amanda dalam temu media secara virtual, Rabu (3/11/2021).

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Takut Lupa Sandi yang Baru

Ilustrasi membuat google form (Gambar oleh Firmbee dari Pixabay)

Amanda menambahkan, dari survei mereka, ditemukan bahwa 40 persen responden mereka masih mempertahankan password yang lemah karena takut lupa dengan kata sandi yang baru.

"Dan 30 persen atau satu per tiga menggunakan sandi yang sama karena lebih praktis," kata Amanda.

Menurut Amanda, pengguna yang memakai kata sandi yang sama berpotensi dua kali lebih tinggi mengalami kasus pencurian data keuangan secara daring.

Lebih lanjut, Google menemukan bahwa responden Indonesia juga sering membagikan informasi pribadi mereka dengan orang terdekat.

"Tiga dari lima responden membagikan sandi dengan teman dan keluarga untuk platform streaming, layanan pesan antar makanan, dan juga situs e-commerce," jelas Amanda.


Cek Keamanan Koneksi

Google rilis data tren traveling masyarakat Indonesia berdasar aktivitas pencariannya. (Foto: unsplash.com)

Dalam survei mereka, Google juga menemukan, 74 persen dari responden yang menyimpan informasi keuangan secara daring juga memberitahukan sandi kepada teman dan keluarganya.

Terkait penggunaan e-commerce, Amanda menyebut, tiga dari empat responden mengaku melakukan pembelian di situs yang tidak memiliki simbol tanda aman.

"Cara cek situs koneksi situs yang kita pakai, di browser Google Chrome, teman-teman bisa cari simbol gembok di sebelah kiri URL. Jika tertutup, maka koneksi situs tersebut aman," kata Amanda.

Ia menjelaskan, apabila koneksi situs aman, maka privasi dan data pengguna terlindung saat mereka berselancar di situs tersebut.

Lebih lanjut, empat dari lima responden Indonesia menyatakan akan segera mengubah kata sandi mereka, saat mendapati potensi terjadinya pelanggaran data.

"Jadi pas kita sudah merasa terancam baru pengguna internet akan coba untuk mengubah password-nya," kata Amanda.

(Dio/Isk)


Infografis Cek Fakta 3 Cara Melindungi Data Pribadimu dari Pencurian

Infografis Cek Fakta 3 Cara Melindungi Data Pribadimu dari Pencurian (liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya