Liputan6.com, Jakarta Kawasan agrowisata di Kabupaten Bandung Barat, didorong untuk mewujudkan pertanian menuju kedaulatan pangan bersama kekuatan indigenous culture (budaya daerah) di Jawa Barat. Hal itu ditegaskan oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.
"Hari ini pemangku adat (Sunda) akan turun tangan untuk memperkuat ketahanan pangan yang ada di Indonesia menghadapi cuaca ekstrem, la-nina, banjir, dan kelebihan air yang ada," ujar Menteri Syahrul dalam rangkaian kerjanya di Jawa Barat, Rabu (3/11).
Advertisement
Untuk itu Menteri Syahrul menegaskan akan memberikan dukungan penuh dengan menyiapkan bantuan melalui pengembangan pertanian melalui beberapa sub sektor pertanian, terutama menghadapi anomali cuaca yang ekstrim agar dapat termanfaatkan oleh para petani dengan dukungan pemangku adat.
"Kementan akan melakukan backup yang semaksimal mungkin agar minimal mengedukasi mereka untuk siap menghadapi tantangan cuaca yang ada. Saya senang hampir semua pemangku adat turun tangan, tentu akan bersama sama dengan dinas pertanian yang ada," terang Mentan.
Untuk menjaga produktivitas pertanian dan keberlangsungan pertanian, dalam sambutannya Mentan memberikan saran agar mengakses pelatihan dan kredit usaha rakyat (KUR) seperti diinstruksikan oleh Presiden Joko Widodo.
"Agar produktivitas pertanian tetap bisa terjaga dengan baik. Tentu saja kita sudah sediakan KUR dan pelatihan," imbuhnya.
Di tempat tersebut Mentan juga sempat melontarkan sebuah idiom 'hibridasi pertanian', menyatukan potensi budaya lokalitas dengan semangat untuk pertanian Indonesia.
"Hibridasi, menyesuaikan antara budaya adat dan kebiasaan masyarakat setempat, disatukan dengan semangat untuk mempersiapkan pangan kehidupan Indonesia melalui pertanian. Pertanian adalah modal alam yang sudah tuhan berikan tinggal kita bagaimana bersemangat dan berkonsepsi secara bersama," terangnya.
Pada kegiatan tersebut Mentan juga berkesempatan untuk menanam tanaman hias Hoya. Tanaman yang merupakan tumbuhan tropis dalam keluarga dogbane, apocynaceae. Jika sudah tumbuh subur, daunya akan menjuntai indah, dan memiliki bunga yang berwarna-warni. Bunganya pun berbentuk seperti pola bintang dengan permukaan semi glossy yang memiliki nilai jual tinggi di Eropa.
Sementara itu Sekjen Barisan Olot Masyarakat Adat Sunda, Eka Santosa, menyampaikan kesediaannya untuk dilakukan pengembangan agrowisata di daerahnya.
"Membuka di lahan ini, membutuhkan pekerjaan 20 tahun yang awalnya hutan, diubah untuk diberdayakan menjadi kawasan. Kami mendukung Pak Menteri agar kawasan ini menjadi sumber kekuatan pertanian," kata Eka.
(*)