Ahli Bantah Hoaks Vaksin Covid-19 Pada Anak Pengaruhi Pubertas dan Kesuburan

Hasil penelitian ilmiah juga menunjukkan bahwa vaksin covid-19 tidak mempengaruhi pubertas anak-anak hingga kesuburan mereka.

oleh Adyaksa VidiLiputan6.com diperbarui 04 Nov 2021, 18:00 WIB
Ilustrasi vaksin covid-19 anak. (AP Photo /Carolyn Kaster)

Liputan6.com, Jakarta - Hasil Survei Kaiser Family Foundation pekan lalu menyebutkan, hampir sebagian besar orang tua dari anak-anak berusia 5 hingga 11 tahun khawatir terhadap vaksin covid-19 dapat berdampak negatif mempengaruhi perkembangan anak hingga pubertas atau kesuburan mereka di masa depan.

Alasan keraguan ini berdasar pada postingan hoaks yang beredar di media sosial. Salah satunya diposting melalui video yang menjelaskan bahwa vaksin menghadirkan respons antibodi terhadap protein lonjakan syncytin-1 pada permukaan sel plasenta, yang kemudian akan mempengaruhi kesuburan. Protein syncytin-1 berguna untuk membentuk sel plasenta pada wanita.

Menanggapi permasalahan ini, dokter dan pejabat kesehatan terkait juga sedang berkolaborasi meyakinkan orang tua agar mereka tidak perlu khawatir terhadap desas desus vaksin anak-anak yang tersebar di sosial media.

Kepala Divisi Vaksin FDA, Dr Peter Marks menjelaskan bahwa hal itu tidak benar. Ia menambahkan bahwa protein lonjakan virus corona dengan protein syncytin-1 tersebut sangatlah berbeda dan tidak memiliki keterkaitan.

"Vaksin covid-19 ini telah dievaluasi dalam berbagai penelitian sebelum dibuat di klinik dan sekarang telah diberikan kepada banyak, jutaan orang. Tidak ada bukti bahwa ada efek buruk terhadap kesuburan vaksin ini, dan seharusnya tidak menimbulkan kecurigaan orang terkait alasan vaksin mRNA akan memiliki ini," ujarnya dilansir WREX.

Hasil penelitian ilmiah juga menunjukkan bahwa vaksin covid-19 tidak mempengaruhi pubertas anak-anak hingga kesuburan mereka.

"Tidak ada bukti bahwa vaksin dapat menyebabkan hilangnya kesuburan," bunyi pernyataan perwakilan Dokter Anak-Anak, American Academy of Pediatrics melalui situsnya.

"Meski kesuburan tidak dipelajari secara khusus dalam uji klinis vaksin, tidak ada kehilangan kesuburan yang dilaporkan pihak otoritas di antara peserta uji coba atau di antara jutaan orang yang telah menerima vaksin sejak mereka lahir, dan tidak ada tanda-tanda infertilitas yang muncul dalam penelitian pada hewan," bunyi pernyataan itu menambahkan.

(Penulis: Azarine Jovita Halim)

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silakan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya