Liputan6.com, Jakarta - Pasca permasalahan kekurangan microchip atau semikonduktor yang dihadapi oleh para produsen otomotif, kini pabrikan motor di Eropa mendapat rintangan baru lagi dengan adanya kelangkaan magnesium.
Dampak yang dihadapi dari kelangkaan microchip tersebut adalah pasokan produksi sepeda motor mengalami gangguan. Sehingga dengan kondisi krisis microchip, beberapa fitur pada sepeda motor mengalami penyunatan.
Advertisement
Meski di kalangan bikers magnesium ini dikenal untuk memproduksi komponen berperforma tinggi, tapi para pabrikan sepeda motor menggunakan logam ini untuk membuat konstruksi untuk sasis.
Negara China saat ini masih menjadi pemasok terbesar dengan jumlah 95 persen yang mereka ekspor ke Benua Eropa. Namun, sejak September 2021 lalu, pasokan magnesium dari mereka mengalami penurunan.
Akibatnya, harga yang yang dipatok untuk magnesium ini melambung tinggi. Bahkan, melansir dari Rideapart, kenaikan harga tersebut hingga tujuh kali lipat dibandingkan harga normalnya.
Berdasarkan fenomena tersebut, Asosiasi Manufaktur Sepeda Motor Eropa merasa khawatir dengan hal tersebut.
Menurutnya, dengan berkurangnya pasokan magnesium tersebut dapat melumpuhkan industri, terutama ditambah dengan kondisi semikonduktor yang masih sangat terbatas.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Asosiasi Mendesak Produsen untuk Menemukan Solusi
Asosiasi ini mendesak kepada para produsen sepeda motor di Eropa untuk menemukan solusi jangka pendek terkait masalah ini.
Tujuannya agar rantai pasokan produksi sepeda motor tidak lagi terkendala seperti yang terjadi beberapa waktu lalu karena terkendala semikonduktor.
Salah satu pabrikan sepeda motor, Harley-Davidson, telah menemukan formulasi untuk menyiasati kondisi tersebut. Pihaknya akan menaikkan harga jual motor mereka kepada konsumen.
Masih dalam laman tersebut, informasinya, Harley-Davidson, memberikan kenaikan harga sebesar 2 persen untuk beberapa model yang mereka niagakan.
Advertisement