Liputan6.com, Kendari - Seorang petani di Desa Lamomea, Kecamatan Konda Kabupaten Konawe Selatan menemukan dua buah granat nanas di dalam lokasi empang milik salah seorang warga, Kamis (4/11/2021). Petani diketahui bernama Husen Widodo (55), mendapati peledak yang diduga bekas peninggalan tentara Jepang.
Granat tersebut sudah dalam kondisi berkarat saat diangkat ke permukaan. Husen mendapati, granat terpendam di dalam tanah berlumpur dan nyaris tak dikenali jika tak dibersihkan.
Husen mengatakan, saat itu, dia sedang menggali empang di bawah pohon rambutan. Dia dibayar sejak pagi oleh salah seorang warga untuk menggali empang yang akan dijadikan tempat perikanan air tawar.
Tak menyangka, pacul yang digunakan untuk menggali, membentur dua buah benda menyerupai batu. Dia kemudian melapor kepada pemilik lahan yang juga warga Desa Lamomea Konawe Selatan.
Baca Juga
Advertisement
"Saya langsung keluar kebun, panggil pemilik lahan. Kebetulan di situ ada polisi," ujar Husen.
Polisi yang ada di lokasi kejadian, Bripka Bustan menuturkan, Husen awalnya mengira dua buah granat nanas itu adalah batu berharga. Namun, setelah diberi tahu jika batu yang ditemukannya merupakan granat tua yang bisa meledak, dia langsung panik.
Bustan kemudian mengantar Husen ke Polsek Konda, Konawe Selatan untuk melaporkan penemuan granat. Pihak Polsek Konda, kemudian berkoordinasi dengan Tim Gegana Brimob Polda Sulawesi Tenggara.
Saksikan juga video pilihan berikut ini:
Polsek Lapor Gegana
Kapolsek Konda, AKP Syafruddin menyatakan, pihaknya sudah mengamankan granat tangan jenis nanas. Sejumlah anggota polisi sudah berada di lokasi
"Saat ini, sedang dalam penanganan tim Gegana. Kami mengamankan lokasi, berkoordinasi agar benda berbahaya ini bisa dievakuasi," kata Kapolsek Konda AKP Syafruddin SH.
Dia menuturkan, saat ini pihaknya berusaha memberikan penyuluhan kepada warga agar bila menemukan benda serupa, bisa secepatnya melapor pihak yang bisa mengetahui cara menangani dengan tepat.
Diketahui, penemuan granat tua di wilayah Konda, Kabupaten Konawe Selatan baru pertama kali terjadi. Wilayah ini, dahulu merupakan salah satu tempat tentara Jepang dan Belanda menempatkan pasukan saat menjajah di wilayah Sulawesi Tenggara.
Advertisement