Liputan6.com, Jakarta Kecelakaan di ruas Tol Jombang KM 672 pada Kamis, 4 November 2021 merenggut pasangan suami istri, Febri Ardiansyah dan artis Vanessa Angel. Keduanya meninggal dunia, lalu tiga orang penumpang lainnya luka-luka.
Dirlantas Polda Jatim, Kombes Latif Usman menerangkan, mobil yang ditumpangi oleh Vanessa Angel mengalami kecelakaan tunggal. Penyebab sementara kecelakaan terjadi karena diduga sopir mengantuk sehingga menabrak pembatas jalan.
Baca Juga
Advertisement
Mengantuk saat berkendara menjadi salah satu penyebab kecelakaan terjadi. Kondisi ini bisa berupa microsleep, yakni gangguan tidur yang dialami ketika seseorang tidur dalam sekejap, hanya satu atau dua menit lamanya dan seringkali tidak disadari.
Dokter Andreas Prasadja dari Snoring & Sleep Disorder Clinic RS Mitra Keluarga Kemayoran Jakarta menyampaikan, gangguan tidur menurunkan produktivitas, gangguan tidur juga berpengaruh terhadap kesehatan dan keselamatan.
"Terkait dengan keselamatan, faktor kecelakaan lebih banyak disebabkan oleh pengendara yang mengantuk daripada kondisi kendaraan atau infrastruktur jalan," terangnya beberapa waktu silam pada Live Instagram Hari Tidur Sedunia 2021.
Penyebab Seseorang Alami Microsleep
Pakar spesialis tidur Peter Polos mengatakan, episode microsleep dikaitkan dengan penyimpangan kognitif atau psikomotor. Seseorang mungkin melakukan aktivitas tertentu, kemudian selama beberapa detik mengalami microsleep, tanpa sepenuhnya menyadari aktivitas yang dilakukan.
Dalam beberapa kasus, seseorang mungkin tertidur sebentar hanya untuk tersentak bangun kembali atau mata tampak berkedip beberapa detik lebih lama dari biasanya.
Penyebab microsleep dapat terjadi karena kuantitas tidur yang tidak mencukupi, yaitu, kurang dari tujuh hingga delapan jam tidur yang direkomendasikan per malam — adalah pemicu utama microsleep. Kualitas tidur yang buruk juga dapat berperan.
Chief medical officer sleep-technology brand ResMed, Carlos M. Nunez menerangkan, secara umum microsleep terjadi ketika tidur terganggu sepanjang malam, baik oleh episode terjaga yang mungkin dipicu oleh insomnia, atau kondisi medis, seperti sleep apnea.
“Karena hingga 80 persen orang dengan sleep apnea tidak tahu bahwa mereka memiliki kondisi tersebut, penting untuk berbicara dengan dokter jika Anda tertidur di siang hari, meskipun sudah cukup tidur,” kata Nunez mengutip Well and Good.
Orang-orang yang bekerja shift malam atau larut malam juga akan lebih berisiko mengalami microsleep, tambah Polos. Itu sebagian besar karena jadwal ini tidak selaras dengan ritme sirkadian atau jam tubuh 24 jam yang secara alami membuat kita tertidur saat gelap dan bangun saat terang kembali.
Advertisement
Cara Tangkal Microsleep
Dokter spesialis tidur Shelby Harris menjelaskan, cara menangkap microsleep, yakni tidur cukup pada malam hari membantu memastikan Anda akan tidur ketika lingkungan gelap dan bangun saat terang. Ini menyelaraskan tubuh Anda dengan ritme sirkadian.
"Cobalah untuk menghindari alkohol dan olahraga dalam tiga jam sebelum tidur dan kafein dalam delapan jam sebelum tidur, dan batasi cahaya biru sekitar satu jam sebelumnya juga," kata Shelby.
Selain itu, ada baiknya memeriksakan diri ke dokter jika episode microsleep berlanjut setelah Anda menjaga rutinitas tidur. Tidur sejenak di siang hari jika Anda bisa, sebelum Anda merasa sangat lelah dapat mencegah terjadinya microsleep.
Infografis 3 Manfaat Tidur Cukup Cegah Risiko Penularan Covid-19
Advertisement