Banjir Batu sampai ke Malang, Rumah hingga Celengan Warga Ikut Hanyut

Banjir bandang di Kota Batu turut berdampak membuat ratusan warga Kota Malang mengungsi karena rumah mereka terendam

oleh Zainul Arifin diperbarui 05 Nov 2021, 08:05 WIB
Warga di Kampung Putih, Rampal Celaket, Kota Malang, berdiri di atas puing rumah tetangganya yang rata karena hanyut ke sungai dapak banjir bandang di Batu dan Malang pada Kamis, 4 November 2021 (Liputan6.com/Zainul Arifin)

Liputan6.com, Batu - Ratusan warga di sejumlah wilayah di Kota Malang terpaksa mengungsi dari rumah pada Kamis malam. Sebab tempat tinggal mereka terendam air bercampur lumpur, dampak dari banjir Kota Batu yang lebih dulu terjadi pada sore harinya.

Kampung Putih di Rampal Celaket jadi salah satu yang cukup terdampak banjir di Malang. Hampir 200 kepala keluarga mengungsi sementara di aula Taman Wisata Senaputra. Dari pantauan, di kampung ini sebuah rumah hanyut terbawa banjir dan dua rumah rusak berat.

“Rumah saya hanyut karena dihantam banjir lumpur disertai kayu besar,” kata Rohman, seorang warga RT 7, Kampung Putih Rampal Celaket, Kota Malang, Kamis, 4 November 2021.

Musibah itu terjadi tepat sebelum adzan magrib berkumandang. Rohman ketika itu hendak mandi di toilet umum yang berada di tepi sungai. Ia urung mandi, bergegas lari menyelamatkan diri begitu melihat air bercampur lumpur dan kayu cepat meluap masuk ke permukiman.

Pria berusia lebih dari 60 tahun yang sehari – hari bekerja sebagai tukang becak ini mengaku kehilangan uang sebesar Rp 3 juta. Tabungan hasil jerih payahnya yang disimpan di dalam rumah turut hilang bersama rumahnya yang hanyut ke sungai.

“Langsung lari saja, baju yang saya pakai ini tadi juga diberi tetangga. Uang simpanan itu satu-satunya harta saya,” ucap Rohman yang tinggal seorang diri di rumahnya.

Kampung Putih tepat berada di tepi Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas. Bagi warga, luapan air beserta lumpur ke permukiman dengan ketinggian hampir sekitar 1 meter ini kali pertama terjadi setelah sekian tahun. Peristiwa serupa terakhir kali terjadi pada 2001 silam.

Erni, Ketua RT 6 Kampung Putih, mengatakan sejak sore hari debit air sungai sudah menunjukkan ada kenaikan. Namun warga tak menyangka bakal menimbulkan dampak yang cukup besar. Warga memilih mengungsi karena khawatir banjir susulan kembali terjadi.

“Kalau di atas (Kota Batu) hujan deras dan banjir lagi, kami khawatir terjadi banjir susulan. Sementara di pengungsian hingga benar – benar aman,” ucap Erni.

Ratusan warga Kota Malang yang mengungsi terdampak banjir Kota Batu itu sebagian besar tinggal di dekat bantaran DAS Brantas. Selain Kampung Putih, wilayah terdampak yakni di Bugenfil di Jatimulyo, Muharto, Samaan dan beberapa titik lainnya.


Posko Pengungsian

Warga Kampung Putih, Kota Malang, mengungsi di aula Taman Wisata Senaputra karena rumah mereka terendam lumpur dan khawatir terjadi banjir susulan usai banjir bandang di Kota Batu pada Kamis, 4 November 2021 (Liputan6.com/Zainul Arifin)

Heri Sunarko, Camat Klojen, Kota Malang, mengatakan selain Kampung Putih berdasarkan data sementara di wilayahnya yang turut terdampak banjir ada di Kelurahan Penanggungan ada 35 rumah dan di Kidul Dalem tiga rumah yang terendam lumpur.

“Mereka semua diungsikan sementara demi keselamatan. Bila air surut dan rumah telah dibersihkan, baru bisa kembali ke rumah masing – masing,” ucap Heri.

Wali Kota Malang, Sutiaji, mengatakan dapur umum telah didirikan di posko pengungsian untuk memenuhi kebutuhan makanan warga. Termasuk memasok kebutuhan selimut bagi warga terdampak.

“Ada juga sumbangan swadaya warga demi membantu tetangga mereka yang terdampak,” ujarnya.

Tim di lapngan dibantu relawan terus mendata kerusakan dan kebutuhan warga terdampak. Sejauh ini belum bisa ditaksir kerugian akibat bencana alam tersebut. Sutiaji menyebut banjir pada tahun ini termasuk yang terbesar sejak dua puluh tahun terakhir.

“Banjir tahun ini adalah yang paling parah,” kata Sutiaji.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya