Liputan6.com, Jakarta Pertumbuhan ekonomi Indonesia secara kumulatif dalam 9 bulan (kuartal I-III) tahun 2021 mencapai 3,24 persen. Adapun pada kuartal III-2021, pertumbuhan ekonomi mencapai 1,55 persen (qtq), dan 3,51 persen (yoy).
Angka pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal III-2021 ini lebih rendah dari capaian kuartal II-2021 sebesar 7,07 persen (yoy)
Advertisement
"Secara q to q tumbuh 1,55 persen dan secara yoy tumbuh 3,51 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistika (BPS) Margo Yuwono dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (5/11).
Dikatakan jika pencapaian pertumbuhan ekonomi kuartal III tersebut menjadi yang terendah sejak tahun 2018. BPS mencatat pertumbuhan ekonomi pada kuartal III di tahun 2018 sebesar 3,09 persen.
Kemudian periode yang sama di tahun 2019 sebesar 3,05 persen. Sedangkan tahun lalu di kuartal III sebesar 5,05 persen.
"Dari tren 2018, pertumbuhan saat ini belum mencapai level tahun-tahun sebelumnya karena berbagai peristiwa," kata dia.
Kondisi ini kata Margo terjadi karena selama kuartal III adanya kebijakan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Sehingga menghambat kinerja ekonomi secara keseluruhan.
"Karena adanya PPKM yang menghambat ekonomi secara keseluruhan," kata dia.
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com
Prediksi Sebelumnya
Sebelumnya, sejumlah pihak memperkirakan, ekonomi pada kuartal ketiga ini akan tumbuh di kisaran 3 persen.
Seperti diutarakan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani, yang memperkirakan realisasi pertumbuhan ekonomi di kuartal III 2021 sentuh 3,1 persen.
Angka ini mendekati target pertumbuhan ekonomi pemerintah antara 3,7 persen sampai 4,5 persen.
"Tapi memang di APBN targetnya 5 persen," ujar Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN KiTa, Jakarta, dikutip Jumat (5/11/2021).
Sri Mulyani menjelaskan, realisasi inflasi sejak Januari-September 2021 masih terjaga rendah. Berada di posisi 0,8 persen (ytd) atau tumbuh 1,6 persen (yoy) dari target APBN 3 persen.
Dari sisi nilai tukar rupiah sampai 11 Oktober mencapai Rp 14.210 per dolar AS dan Rp 14.325 per dolar AS di akhir September 2021.
"Posisi rupiah ini relatif lebih kuat dibandingkan asumsi APBN di level Rp 14.600 pers dolar AS," kata Sri Mulyani.
Advertisement