Liputan6.com, Jakarta - Capaian vaksinasi COVID-19 Indonesia dosis pertama berada di posisi ketiga terbawah di antara negara-negara G20 lainnya. Hal ini termaktub dalam laporan Moody's Investors Service bertajuk, Global Macro Outlook 2022–2023: Global economy will gain steadier footingalthough supply troubles, inflation pose risk.
Laporan Moody's Investors Service yang dipublikasikan pada 4 November 2021, salah satunya menghimpun data capaian vaksinasi di negara-negara anggota G20 terkait penanganan pandemi COVID-19. Data dihimpun dari berbagai sumber, yaitu Our World In Data, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Haver Analytics, dan Moody's Investor Service.
Baca Juga
Advertisement
Berdasarkan laporan Moody's Investors Service yang diterima Health Liputan6.com, Jumat (5/11/2021), capaian vaksinasi dosis pertama Indonesia di angka 41 persen dari total populasi dan 52 persen dari populasi yang dapat memenuhi kriteria mendapatkan vaksin (eligible population).
Vaksinasi dosis pertama Indonesia berada di atas Afrika Selatan (24 persen dari total populasi, 36 persen dari populasi yang memenuhi kriteria) dan Rusia (36 persen dari total populasi dan 46 persen dari populasi yang memenuhi kriteria).
Data Moody's juga menunjukkan, tingkat vaksinasi COVID-19 Indonesia terhadap populasi yang bisa mendapatkan vaksin kurang lebih sama dengan India, yakni 52 persen dari total populasi India. Namun, India mencatatkan, vaksinasi terhadap populasi memenuhi kriteria divaksin hingga 76 persen.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua
Capaian Vaksinasi Dosis 1 Negara-negara G20
Capaian vaksinasi dosis pertama negara-negara G20 dari laporan Moody's Investors Service per 25 Oktober 2021 pun terlihat, tingkat tertinggi diduduki negara-negara maju. Berikut ini laporan lengkapnya (minus Uni Eropa):
- Korea Selatan: 80 persen dari total populasi dan 94 persen dari populasi yang bisa memenuhi kriteria divaksin
- Tiongkok: 80 persen dari total populasi dan 94 persen dari populasi yang bisa memenuhi kriteria divaksin
- Kanada: 78 persen dari total populasi dan 90 persen dari populasi yang bisa memenuhi kriteria divaksin
- Brasil: 74 persen dari total populasi dan 89 persen dari populasi yang bisa memenuhi kriteria
- Argentina: 72 persen dari total populasi dan 91 persen dari populasi yang bisa memenuhi kriteria
- Jepang 70 persen dari total populasi dan 89 persen dari populasi yang bisa memenuhi kriteria divaksin
- Italia: 70 persen dari total populasi dan 86 persen dari populasi yang bisa memenuhi kriteria divaksin
- Prancis: 75 persen dari total populasi dan 91 persen dari populasi yang bisa memenuhi kriteria divaksin
- Australia: 73 persen dari total populasi dan 89 persen dari populasi yang bisa memenuhi kriteria divaksin
- Inggris: 73 persen dari total populasi dan 85 persen dari populasi yang bisa memenuhi kriteria divaksin
- Arab Saudi: 68 persen dari total populasi dan 94 persen dari populasi yang bisa memenuhi kriteria
- Jerman: 69 persen dari total populasi dan 77 persen dari populasi yang bisa memenuhi kriteria divaksin
- Turki: 65 persen dari total populasi dan 86 persen dari populasi yang bisa memenuhi kriteria
- Amerika Serikat: 66 persen dari total populasi dan 78 persen dari populasi yang bisa memenuhi kriteria divaksin
- Meksiko: 54 persen dari total populasi dan 79 persen dari populasi yang bisa memenuhi kriteria
- India: 52 persen dari total populasi dan 76 persen dari populasi yang bisa memenuhi kriteria
- Indonesia: 41 persen dari total populasi dan 52 persen dari populasi yang bisa memenuhi kriteria
- Rusia: 36 persen dari total populasi dan 46 persen dari populasi yang bisa memenuhi kriteria
- Afrika Selatan: 24 persen dari total populasi dan 36 persen dari populasi yang bisa memenuhi kriteria
Advertisement
Situasi COVID-19 Menjadi Tak Pasti
Laju vaksinasi, menurut laporan Moody's Investors Service, telah meningkat di beberapa negara, yang mana tingkat vaksinasi rendah, meskipun masih ada banyak perbedaan.
Adanya kemajuan berkelanjutan dalam vaksinasi, ketersediaan suntikan booster, perluasan vaksin ke populasi yang lebih muda, dan persetujuan pengobatan baru, lebih banyak aktivitas sosial dan ekonomi dibuka akan menjadi normal.
Kami mengasumsikan bahwa ketika ancaman pandemi surut, sekolah dan tempat kerja akan dibuka, lebih banyak pekerja akan kembali bekerja, permintaan layanan akan dipulihkan, dan perjalanan dan migrasi akan meningkat.
Kami berharap kegiatan ekonomi terus membaik karena pengeluaran rumah tangga yang kuat dan pertumbuhan belanja modal. Namun, jalan keluar dari pandemi kemungkinan tidak dapat diprediksi, seperti munculnya Delta yang lebih menular. Oleh karena itu, situasi COVID-19 tetap menjadi ketidakpastian yang tinggi, demikian catatan Moody's Investors Service.
Baca Juga
Infografis: Menanti Vaksinasi Anak di Bawah 12 Tahun
Advertisement