Menko Perekonomian Sebut IPO Startup Genjot Pengembangan Pasar Modal

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menuturkan, startup berpotensi untuk mencatatkan saham di bursa terutama pada era digital.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 05 Nov 2021, 15:20 WIB
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto beri sambutan dalam webinar kafegama, Jumat (5/11/2021) (Dok: tangkapan layar/Pipit I.R)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mendorong perusahaan rintisan atau startup untuk mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Hal itu sejalan dengan perubahan demografis generasi muda, termasuk peningkatan investor muda di pasar modal tanah air. Airlangga Hartarto mengatakan, pertumbuhan SDM muda akan mendorong kewirausahaan baru.

"Peningkatan SDM muda khususnya generasi Z akan mendorong entrepreneurship, dan diharapkan bisa memunculkan entrepreneurs-entrepreneurs baru,” kata Airlangga dalam webinar KAFEGAMA, Jumat (5/11/2021).

Didukung kemajuan teknologi, Airlangga menilai kewirausahaan baru yang saat ini menjelma menjadi perusahaan rintisan (startup) memiliki potensi besar untuk menggalang dana di pasar modal. Dengan demikian, diharapkan pasar modal tanah air menjadi lebih likuid lagi.

"Di era digital, startup juga punya potensi untuk melantai di Bursa. Perusahaan-perusahaan ini diharapkan bisa melakukan IPO dan akan mendorong pengembangan pasar lebih likuid lagi,” kata dia.

Merujuk data KSEI, hingga Oktober 2021 pasar modal mencatatkan 6,76 juta investor baru. Naik 74,15 persen dibandingkan posisi akhir tahun lalu sebanyak 3,88 juta investor.

Dari angka tersebut, investor dengan usia di bawah 30 mendominasi 59,5 persen. Disusul investor dengan rentang usia 31-40 tahun sebesar 21,51 persen.

Sementara investor berusia 41-50 tahun 10,61 persen dan investor usia 51-60 tahun 5,33 persen. Sisanya 3,06 persen merupakan investor berusia di atas 60 tahun.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Investor Muda Kuasai Pasar Modal Indonesia

Pengunjung melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (30/12/2020). Pada penutupan akhir tahun, IHSG ditutup melemah 0,95 persen ke level 5.979,07. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, investor pasar modal mencapai 6,57 juta hingga 14 Oktober 2021. Bertepatan dengan peringatan Sumpah Pemuda yang jatuh pada Selasa, 28 Oktober 2021, investor muda tercatat mendominasi pasar modal tanah air dalam beberapa tahun terakhir.

Merujuk data Bursa Efek Indonesia (BEI) hingga 14 Oktober 2021, jumlah investor pasar modal telah mencapai 6,59 juta investor. 3 juta di antaranya merupakan investor saham.

"Pertumbuhan investor pasar modal sampai dengan pertengahan Oktober tahun ini sudah mencapai angka yang sangat menggembirakan, tidak kurang dari 6,6 juta investor di pasar modal. Angka ini meningkat 489 persen atau hampir 6 kali jika dibandingkan posisi di akhir tahun 2017 yang masih di angka 1,12 juta,” ungkap Direktur Pengembangan BEI, Hasan Fawzi dalam webinar Kafegama, dikutip Kamis, 28 Oktober 2021.

Sementara untuk investor saham sudah mencapai lebih dari 3 juta investor atau telah meningkat signifikan sebesar 378 persen atau 4,78 kali dibandingkan posisi akhir 2017 yang masih 628 ribu.

Hingga akhir Agustus 2021, BEI mencatat rekor baru penambahan investor yang terjadi hanya dalam satu tahun. Yaitu untuk investor pasar modal secara umum telah meningkat lebih dari 2 juta investor.

Sedangkan untuk investor saham telah meningkat lebih dari satu juta investor. Angka ini merupakan pencapaian hampir dua kali lipat dari rekor peningkatan dalam satu tahun pada 2020.

"Pencapaian ini, apalagi sekarang didominasi oleh investor domestik, khususnya investor domestik ritel dan berusia muda, memberikan dampak positif jangka panjang terhadap peningkatan kinerja, peningkatan likuiditas maupun terutama peningkatan ketahanan atau resiliensi dari pasar modal kita," imbuhnya.


Rincian Investor

Pialang tengah mengecek Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Kamis (9/9/2021). IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup menguat 42,2 poin atau 0,7 persen ke posisi 6.068,22 dipicu aksi beli oleh investor asing. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Secara kumulatif, BEI mencatat pertumbuhan investor tertinggi sejak 2016 memang terjadi di kalangan investor muda dengan rentang usia 18-25 tahun hingga mencapai 1.458,76 persen.

Disusul investor di rentang usia 26-30 tahun dengan pertumbuhan 842,79 persen sejak 2016 hingga September 2021. Selanjutnya investor usia 31-40 tahun tumbuh 357,45 persen, dan investor berusia 41-100 tahun tumbuh 127,90 persen.

"Kalau kita lihat dari sisi usia investor, memang betul saat ini investor muda milenial generasi Z kita itu terus mendominasi investor di pasar modal kita,” kata Hasan.

Hasan menilai ini sebagai tren yang baik. Ke depan, diharapkan investor muda ini dapat terus meningkat dan meluas guna meningkatkan literasi edukasi dan partisipasi generasi muda Indonesia terhadap pasar modal Indonesia.

Tren peningkatan pesat ini juga tidak terlepas dari peranan influencer yang memanfaatkan euforia dan penggunaan solusi teknologi sosial media, seperti Instagram, Tik Tok, YouTube dan lain-lain.

"Itu membuat kita secara hati-hati mendekati dan berusaha membina para influencer ini agar sejalan dengan misi kami di Bursa dalam melakukan influence atau mempengaruhi para followernya untuk berinvestasi dengan baik, bijak dan cerdas,” ujar Hasan.

Berdasarkan data KSEI per 30 September 2021, investor di bawah 30 tahun mendominasi pasar modal Indonesia sebesar 59,23 persen.

Disusul investor berusia 31-40 tahun sebesar 21,54 persen. Kemudian investor berusia 41-50 tahun sebanyak 10,69 persen, usia 51-60 tahun sebesar 5,41 persen, serta investor di atas 60 tahun sebesar 3,13 persen.

 

 

 

 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya