Liputan6.com, Riyadh - Kerajaan Arab Saudi belanja perlengkapan militer besar-besaran ke Amerika Serikat (AS). Mereka membeli misil dan perlengkapan terkait senilai US$ 650 juta (Rp 9,3 triliun).
Berdasarkan laporan Arab News, Jumat (5/11/2021), Kementerian Luar Negeri AS sudah memberikan lampu hijau bagi penjualan misil udara ke udara AIM-120C-7/C-8.
Baca Juga
Advertisement
Ini menjadi penjualan senjata militer pertama yang signifikan di era pemerintahan Presiden AS Joe Biden. Kebijakan ini hanya untuk menjual senjata-senjata pertahanan ke sekutu di kawasan Teluk.
Penjualan misil ini juga disetujui mengingat adanya peningkatan serangan lintas perbatasan terhadap Arab Saudi selama setahun belakangan.
Situs Defense Security Cooperation Agency (DSCA) menyebut kontraktor dari proyek ini adalah Raytheon. Totalnya, Arab Saudi akan membeli sebanyak 280 AIM-120C-7/C-8 Advanced Medium Range Air-to-Air Missiles (AMRAAM) dan sebanyak 596 LAU-128 Missile Rail Launchers (MRL).
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Keseimbangan Kekuatan
Situs DSCA juga mencatat bahwa penjualan senjata ini bertujuan agar membantu negara sahabat agar menjadi kekuatan politik dan ekonomi yang penting untuk kemajuan Timur Tengah.
"Pengajuan penjualan ini akan mendukung kebijakan luar negeri AS dan keamanan nasional Amerika Serikat dengan menolong untuk meningkatkan keamanan dari negara bersahabat agar bisa terus menjadi kekuatan penting untuk kemajuan politik dan ekonomi di Timur Tengah," tulis DSCA.
Namun, pihak AS memastikan bahwa penjualan senjata ini tidak akan "mengubah keseimbangan militer mendasar di kawasan."
Lebih lanjut, penjualan senjata ini juga disebut tidak akan berdampak pada kesiapan pertahanan AS.
(US$ 1: Rp 14.330)
Advertisement