Liputan6.com, Jakarta Penderita obesitas pada anak diprediksi terus meningkat. Plt. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Dr. Elvieda Sariwati, M. Epid mengatakan, obesitas pada anak terus bertambah.
"Obesitas pada anak meningkat 60% pada dekade akan datang, dan diperkirakan mencapai 250 juta tahun 2030," kata Elvida pada acara Beat Obesity Community Festival 2021 - NFI x Kemenkes x BPOM, ditulis Jumat (5/11/2021).
Baca Juga
Advertisement
Elvida mengatakan, obesitas bisa memicu Penyakit Tidak Menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker, diabetes, Penyakit Paru Obstruktif Kronik (COPD) dan gagal ginjal. Selain itu, penyakit tersebut memerlukan biaya kesehatan yang besar.
"PTM menyebabkan 74% kematian global, 20% di usia 30-69, 85% di negara berpendatan sedang dan rendah. PTM juga menimbulkan kesakitan pada 58-63 di negara berpendapatan sedang-rendah, juga 22 % menjadi komorbid COVID-19. Penyakit akibat obesitas ini juga menjadi beban negara yang besar yaitu 500 Miliar dollar per tahun atau 50 US$/orang," jelas Elvida.
Obesitas menyebabkan beban kesehatan
Saat ini data Worldobesityday mencatat terdapat 800 juta penduduk di dunia dengan obesitas. Dengan biaya medis untuk obesitas lebih dari USD 1 triliun pada 2025.
Sementara itu berdasarkan data Riskesdas 2018 dan WHO, 21,8% atau 37,5 juta orang mengalami obesitas. Dan 31% atau 60,3 juta orang mengalami obesitas sentral.
Di sisi lain, 20 persen atau 1 dari 5 anak usia 5-12 tahun mengalami obesitas. "Obesitas pada anak akan meningkat dan mempengaruhi tingkat produktivitas. Akibatnya, 5-16% biaya kesehatan yang dikeluarkan untuk membiayai PTM," terang Elvida.
Advertisement
Kebijakan Kemenkes
Kementerian Kesehatan, lanjut Elvida, dalam hal ini memiliki kebijakan penanggulangan PTM yakni tertera pada Permenkes no.71 tahun 2015. Aturan tersebut berisi Promosi kesehatan, deteksi dini, perlindungan khusus dan pengobatan.
"Obesitas merupakan penumpukan lemak berlebihan di dalam tubuh. Dua cara sederhana menentukan obesitas yaitu mengukur lingkar perut, menghitung indeks masa tubuh (IMT)," katanya.
Obesitas jika IMT > 27 kg/m2, obesitas sentral jika lingkar perut laki-laki >90 cm; dan perempuan >80 cm.
Selain itu, Kemenkes juga menganjurkan untuk mengubah perilaku hidup sehat dengan mengatur konsumsi gula (maksimal 4 sendok makan per hari), garam (maksimal 1 sendok teh per hari), dan lemak (maksimal 5 sendok makan per hari). Juga mengisi piring makan dengan 50% buah dan sayur serta seperempat makanan pokok dan lauk pauk. Dan rutin melakukan aktivitas fisik untuk mencegah obesitas dan PTM.
Infografis Obesitas
Advertisement