Liputan6.com, Jakarta - PT Siloam Internasional Hospitals Tbk (SILO) dan PT Link Net Tbk (LINK) dinilai konsisten memberlakukan prinsip ekonomi berkelanjutan yang meliputi aspek Enviromental, Social Governance atau ESG. Seiring dengan hal itu, kinerja dua anak usaha grup Lippo menghasilkan pertumbuhan positif.
Penerapan ESG tersebut menjadi perhatian utama Direktur Eksekutif grup Lippo John Riady. Ia menuturkan, orientasi masa depan konglomerasi itu tidak hanya mengejar profit. Akan tetapi, perseroan berkomitmen hadirkan konsep pembangunan ekonomi berkelanjutan.
“Kami berkomitmen menerapkan ESG, karena konsep ini jauh lebih luas dan sangat berkaitan imbasnya dibandingkan konsep yang selama ini dikenal sebagai CSR,” ujar John dikutip dari keterangan tertulis Jumat (5/11/2021).
Berdasarkan catatan riset Ciptadana Sekuritas Asia, Siloam telah menerapkan prinsip ESG. Pada aspek lingkungan, Siloam Internasional Hospitals telah investasi dana untuk pengelolaan isu lingkungan mulai dari konstruksi fasilitas kesehatan hingga penanganan limbah medis.
Baca Juga
Advertisement
Dari aspek sosial, Siloam membangun hubungan dengan berbagai komunitas lokal untuk meningkatkan kepedulian dan pengetahuan tentang kesehatan.
Siloam telah menyelenggarakan 800 kegiatan terkait melalui seluruh jaringan rumah sakit pada 2019. Saat penanganan COVID-19, empat rumah sakit jaringan ikut membantu penanganan pasien, serta telah mendonasikan sekitar Rp 30 miliar bantuan penanganan COVID-19 pada 2021.
Sementara itu, aspek tata kelola, Siloam kini melibatkan peran perempuan dalam jajaran direksi dan komisaris. Hal ini terkait isu kesadaran gender.
Siloam Hospitals (SILO) menunjukkan kinerja sangat positif sepanjang kuartal III 202. Hal ini terbukti dari kinerja perusahaan yang mengemas laba bersih sebesar Rp 532 miliar pada sembilan bulan pertama 2021 dibandingkan rugi bersih Rp 49 miliar pada periode sama tahun lalu.
“Bahkan, kinerja itu di atas perkiraan kami,” tutur Analis Ciptadana Sekuritas Asia Robert Siahaan.
Selama tiga kuartal 2021, pendapatan Siloam meningkat 46,7 persen year on year (yoy) menjadi Rp 5,9 triliun. Sedangkan laba kotor meningkat 75,4 persen menjadi Rp 2,7 triliun. Seiring peningkatan yang terkendali dari COGS.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kinerja Kuartalan
Di sisi lain, perbandingan antar kuartal (QoQ), kinerja SILO mencatat kenaikan kinerja keuangan. Pendapatan tumbuh 9,4 persen selama kuartal III 2021 dibandingkan kuartal sebelumnya menjadi Rp 2,1 miliar.
Akan tetapi, dari sisi operasional, Siloam mengalami penurunan yang berkaitan dengan pembatasan mobilitas selama COVID-19. Secara QoQ, operasional Siloam mengalami penurunan pasien rawat inap dan kunjungan masing-masing 13,2 persen dan 3,9 persen.
Hal ini menunjukkan SILO dapat mempertahankan kinerja keuangan di tengah penurunan operasional. Menurut riset tersebut, SILO mendapatkan pendapatan jauh lebih besar dari penanganan operasi dan penyakit serius selama periode kuartal III 2021.
Siloam pun masih menunjukkan kinerja prospektif pada tahun depan. Riset Ciptadana memperkirakan akan terjadi pertumbuhan dari operasional dan kinerja finansial, tingkat rawat inap dan kunjungan pasien akan bertumbuh 10 persen dan 5 persen.
Sejalan dengan itu, laba kotor pada tahun depan bakal tumbuh 9,3 persen menjadi Rp3,7 triliun, sehingga laba bersih pun ikut terkerek menjadi Rp802 miliar, atau diperkirakan meningkat 28,9 persen dari kinerja tahun ini.
Advertisement
Link Net Benahi Tata Kelola
Hal serupa juga ditunjukkan PT Link Net Tbk (LINK). Terkait ESG, secara bertahap LINK membenahi tata kelola serta memaksimalkan peran pada aspek sosial.
LINK menerapkan prinsip ESG, antara lain dengan menggulirkan program seperti akademi yang melatih UKM untuk memiliki kompetensi digital. Program ini sangat berhubungan langsung dengan pencapaian peta jalan "Making Indonesia 4.0".
Selain itu, LINK pun tengah mengupayakan pembenahan tata kelola serta pilar sosial perusahaan untuk menerapkan ESG secara menyeluruh.
Berdasarkan riset CGS CIMB, kinerja finansial Link Net (LINK) memang masih terganjal imbas pandemi Covid-19. Meski begitu, sepanjang semester I 2021, LINK masih membukukan laba bersih sebesar Rp472 miliar, atau naik 3,4 persen secara YoY, sesuai perkiraan dari berbagai riset.
Dari sisi pendapatan, sepanjang periode Januari-Juni tahun ini, LINK menorehkan pendapatan sebesar Rp2,2 triliun, atau tumbuh 11,7 persen dibandingkan periode sama tahun lalu. Di sisi lain, LINK mampu mempertahankan kinerja di tengah imbas pandemi yang menyulut penurunan jumlah pelanggan.
Penurunan tersebut berkaitan erat pula dengan terganggunya pasokan set top boxes atau STB. Untuk mengatasi persoalan tersebut, LINK meluncurkan berbagai program promo dan pelayanan optimal sehingga laju penurunan pelanggan mampu diredam.
"Manajemen LINK pun meyakini mampu mengembangkan formulasi yang bisa menggerakkan kembali jumlah pelanggan pada tahun ini,” tulis Analis CGS CIMB Willy Suwanto dalam riset.
Implementasi ESG
Terkait implementasi ESG, Lippo Group melalui PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) pada awal November ini meraih penghargaan sebagai Wajib Pajak dengan Kontribusi Terbesar pada tahun 2021 di Wilayah Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Tigakarsa, Tangerang, Banten.
LPKR dinilai patuh terhadap peraturan perpajakan dan dukungan yang diberikan terkait program[1]program yang diadakan KPP Pratama Tigakarsa. Kontribusi pembayaran pajak LPKR sendiri lebih dari Rp156 miliar pada tahun 2020 dan kontribusi sepanjang Januari hingga Oktober 2021 lebih dari Rp103 miliar.
"Kami mengapresiasi penghargaan ini dan hal ini mencerminkan sistem tata kelola LPKR yang baik. Tentu saja menjadi wujud kontribusi perusahaan untuk mendukung peningkatan penerimaan negara dari pajak," ujar John.
Advertisement