Wall Street Kembali Perkasa Berkat Laporan Tenaga Kerja yang Menguat

Laporan data tenaga kerja yang menguat dan harapan obat COVID-19 dari Pfizer angkat wall street.

oleh Agustina Melani diperbarui 06 Nov 2021, 07:15 WIB
Ekspresi spesialis David Haubner (kanan) saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok karena investor menunggu langkah agresif pemerintah AS atas kejatuhan ekonomi akibat virus corona COVID-19. (AP Photo/Richard Drew)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street reli ke posisi rekor pada perdagangan Jumat, 5 November 2021. Wall street kembali reli setelah laporan pekerjaan pada Oktober 2021 lebih baik dari yang diharapkan sehingga meningkatkan optimisme tentang pemulihan ekonomi.

Di sisi lain perkembangan besar dari Pfizer mengenai pil COVID-19 yang mudah dikelola memicu harapan pembukaan kembali ekonomi yang lancar membuat saham maskapai dan operator jalur pelayaran melonjak.

Pada penutupan wall street, indeks Dow Jones melonjak 203,72 poin atau 0,6 persen menjadi 36.327,95. Indeks S&P 500 naik 0,4 persen menjadi 4.697,53, dan mencatat kenaikan positif dalam tujuh hari berturut-turut. Indeks Nasdaq naik tipis 0,2 persen menjadi 15.791,59. Tiga indeks acuan tersebut mencapai rekor penutupan tertinggi.

Pergerakan saham jelang akhir pekan ini didorong data ekonomi yang menunjukkan kenaikan tenaga kerja pada Oktober 2021 yang mencapai 531.000. Perkiraan konsensus memperkirakan tambahan 450.000 pekerjaan.

Laporan tersebut juga merevisi angka mengecewakan pada September menjadi 312.000 pekerjaan dari 194.000 sebelumnya, dan meningkatkan angka pada Agustus dengan jumlah yang sama.

“Pasar mendukung laporan pekerjaan yang jauh lebih baik dari perkiraan karena nonfarm payrolls memukul harapan. Keuntungan berbasis luas di seluruh industri dan manufaktur adalah titik terang nyata,” ujar Chief Investment Officer Cornerstone Wealth, Cliff Hodge dilansir dari CNBC, Sabtu (6/11/2021).

Tiga indeks utama ini mencatat kenaikan yang positif. Indeks S&P 500 naik 2 persen pada pekan ini mendorong indeks acuan tersebut menguat 25 persen sepanjang 2021. Indeks Dow Jones bertambah 1,4 persen pada pekan ini. Sedangkan indeks Nasdaq reli hampir 3,1 persen untuk kinerja mingguan terbaiknya sejak awal April.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Saham Pfizer Melonjak

Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)

Saham Pfizer melonjak hampir 11 persen setelah perusahaan mengatakan obat COVID-19 yang dipakai dengan obat HIV mengurangi risiko rawat inal 89 persen. Anggota dewan Pfizer Dr Scott Gottlieb menuturkan, pandami dapat berakhir di AS pada saat mandat vaksin oleh Presiden Joe Biden mulai berlaku pada awal Januari 2021.

Kabar tersebut pun mendorong kenaikan saham maskapai. Saham United Airlines melonjak lebih dari 7 persen. Sementara itu, saham American Airlines menguat 5,7 persen. Saham Karnival dan Royal Caribbean masing-masing menguat lebih dari 8 persen. Sementara itu, saham Norwegian Cruise Line naik 7,8 persen.

Saham Expedia juga melonjak 15,6 persen setelah perseroan mengatakan permintaan perjalanan baru mendorong kenaikan pendapatan dan laba bersih dari yang diperkirakan analis.

“Pemulihan pasar tekanag kerja kembali ke jalurnya, tetapi masih akan memakan waktu beberapa bulan untuk mendapatkan lapangan kerja yang maksimal,” ujar Analis Oanda Edward Moya.

Ia menambahkan, seiring berita pil Pfizer COVID-19, laporan tenaga kerja yang kuat akan meringankan beberapa masalah rantai pasokan dan akan membuat beberapa investor menerima pembukaan kembali perdagangan.


Saham Peloton Merosot

Ekspresi pialang Michael Gallucci saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street jatuh ke zona bearish setelah indeks Dow Jones turun 20,3% dari level tertingginya bulan lalu. (AP Photo/Richard Drew)

Saham Peloton turun lebih dari 35 persen setelah platform kebugaran dan produsen treadmill melaporkan kerugian jauh lebih besar dari yang diharapkan dan memangkas prospek penuh. Hal ini seiring penggemar kebugaran kembali ke gym dan jauh dari latihan di rumah.

CEO John Foley juga menyebutkan tantangan rantai pasokan yang sedang berlangsung untuk visibilitas yang menantang dalam waktu dekat sehingga menurunkan harapannya.

Awal pekan ini, investor mencerna rencana the Federal Reserve untuk mulai mengurangi bantuan pandemi pada akhir November sehingga menempatkan bank sentral di jalur untuk akhiri program pembelian asetnya pada pertengahan tahun depan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya