Liputan6.com, Jakarta - Facebook membawa fitur monetisasi ke layanan lainnya, yakni grup. Jejaring sosial Facebook kini menguji coba tool baru yang memungkinkan admin grup untuk mendapatkan uang, melalui fitur shopping, fundraising (penggalangan dana), hingga berlangganan.
Meta, induk Facebook mengumumkan dalam acara Communities Summit-nya, di mana fitur monetisasi akan membantu para admin menjalankan grup dan mendukung komunitas yang mereka bangun.
Advertisement
Mengutip Engadget, Minggu (7/11/2021), dengan perubahan ini, admin grup Facebook memiliki tiga cara untuk memonetisasi komunitas mereka.
- Penggalangan dana komunitas, di mana admin bisa menggalang dana bagi proyek grup, membiayai pengelolaan grup, dan memungkinkan anggota memberikan apresiasi mereka kepada admin dan moderator.
- Menjual suvenir yang mereka buat melalui toko di grup. Dengan begitu, anggota grup bisa mendapatkan dukungan sembari memperkuat rasa kebersamaan mereka.
- Subgrup berbayar. Fitur ini merupakan yang paling anyar di Facebook. Fitur ini menjadi tempat bagi anggota untuk berlangganan alias subscribe dengan biaya tertentu untuk mendapatkan akses eksklusif ke lebih banyak konten, pengalaman seperti pelatihan atau perjejaring, hingga percakapan yang mendalam.
Sebagai bagian dari upaya memperluas langganan berbayar di Facebook, fitur baru ini memungkinkan admin menunjang komunitasnya selagi menawarkan lebih banyak pengalaman yang bermakna bagi anggota grup.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tidak Untuk Semua Grup
"Dengan beragam cara untuk menghasilkan atau menggalang dana lewat grup, admin bisa menggunakan pendekatan yang paling pas untuk komunitas mereka," kata Head of Facebook App, Tom Alison, dalam keterangan Facebook yang diterima Liputan6.com.
VP of Communities Facebook Maria Smith mengatakan, dengan adanya ketiga fitur monetisasi ini, Facebook tidak berharap semua grup mau mengaplikasikan atau membutuhkan fitur berbayar ini. Namun, perusahaan melihat, ada banyak grup yang menjual merchandise sendiri atau mengorganisir penggalangan dana.
"Tools monetisasi ini membawa manfaat langsung kepada admin grup (yang membutuhkan fitur ini)," kata Smith.
Meski bermanfaat, grup Facebook kerap jadi rumah bagi konten toxic dan memecah belah. Pihak Facebook pun berjuang untuk mengendalikan grup-grup yang bermasalah.
Mengingat rekam jejak Facebook ini, bukan tidak mungkin ada beberapa grup yang memanfaatkan fitur monetisasi untuk hal yang tidak baik. Oleh karenanya, Facebook memutuskan untuk memperlambat peluncuran fitur monetisasi.
Dengan begitu, sebagian besar grup tidak akan langsung mendapatkan akses fitur monetisasi ini.
Advertisement
Berbagai Fitur Baru di Grup Facebook
"Fitur ini akan mengklasifikasi diskusi dalam subgrup yang berbeda, kemudian mereka bisa mengelolanya dengan lebih efisien. Grup dan subgrup akan diminta untuk mengikuti pedoman perdagangan serta aturan penggalangan dana," kata Smith.
Bersamaan dengan fitur monetisasi ini, Facebook juga mengumumkan berbagai update untuk grup, antara lain:
- Fitur kustomisasi baru yang memungkinkan admin mengubah warna background, jenis font, dan aspek lainnya dari tampilan grup
- Obrolan komunitas untuk memudahkan admin dan moderator grup saling menjangkau
- Bagian "featured" baru, sehingga admin grup dapat menyematkan konten yang posisinya tetap di bagian atas grup
- Facebook juga berencana untuk mulai menguji serangkaian fitur baru yang akan merampingkan pengalaman grup dan Halaman untuk admin yang mengelola grup.
Bagian ini masih belum sepenuhnya jelas bagaimana cara kerjanya. Namun, Facebook mengatakan, tujuannya untuk membawa beberapa fitur grup kshusus, seperti alat moderasi. Pages juga memberi admin kemampuan "menggunakan suara resmi saat berinteraksi dengan komunitas mereka."
(Tin/Isk)
Infografis Tentang Facebook
Advertisement