Liputan6.com, Berlin - Seorang diplomat Rusia ditemukan tewas bulan lalu di luar kedutaan ibukota Jerman, Berlin.
Dilansir dari laman BBC, Sabtu (6/11/2021), situs Der Spiegel melaporkan bahwa mayat pria itu ditemukan di trotoar pada 19 Oktober oleh polisi yang menjaga kompleks Berlin.
Pria yang tewas tampaknya jatuh dari lantai atas, tetapi tidak jelas bagaimana caranya, tambah Der Spiegel.
Baca Juga
Advertisement
Kedutaan Rusia menyebut kematian diplomat – yang belum disebutkan namanya secara resmi – sebagai “kecelakaan tragis”.
Kementerian luar negeri Jerman mengonfirmasi kematian diplomat tersebut tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Polisi di Berlin pun belum secara terbuka memberi komentar tentang insiden yang terjadi.
Laporan yang diterima mengatakan pria tersebut berusia 35 tahun dan terdaftar sebagai sekretaris kedua kedutaan Rusia.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kedutaan Rusia Menolak Otopsi
Situs investigasi Bellingcat mengatakan telah menggunakan data sumber terbuka untuk menetapkan pria itu adalah putra wakil direktur dari badan intelijen FSB Rusia.
Laporan sebelumnya mengaitkan wakil direktur itu dengan pembunuhan warga negara Georgia dan mantan komandan pemberontak Chechnya Zelimkhan Khangoshvili, yang ditembak di kepala di sebuah taman Berlin pada Agustus 2019.
Jerman menuduh Rusia telah memerintahkan pembunuhan tersebut.
Pejabat Layanan Kedua juga telah dikaitkan dengan keracunan tokoh oposisi Rusia, Alexei Navalny, tahun 2020.
Menurut Der Spiegel, kedutaan Rusia tidak menyetujui otopsi untuk pemeriksaan post-mortem setelah kematian diplomat itu bulan lalu.
Dalam sebuah pernyataan, kedutaan mengatakan "prosedur terkait pemulangan jenazah diplomat... segera diselesaikan dengan penegak hukum dan otoritas medis Jerman yang bertanggung jawab sesuai dengan praktik saat ini".
Dikatakan pihaknya menganggap "spekulasi yang muncul di sejumlah media Barat" atas kematian diplomat itu "benar-benar salah".
Reporter: Ielyfia Prasetio
Advertisement