DBS Selaraskan Portofolio Pinjaman dengan Emisi Nol Bersih pada 2050

CEO Bank DBS Piyush Gupta mengungkapkan DBS bersama aliansi GFANZ membuat komitmen demi emisi karbon nol bersih pada 2050.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Nov 2021, 11:39 WIB
Bank DBS (Foto: DBS)

Liputan6.com, Jakarta - Grup DBS  mengumumkan keterlibatannya dalam Net Zero Banking Alliance dan sebagai bank Singapura pertama yang menjadi penandatangan pada pertemuan yang diadakan oleh PBB, Net-Zero Banking Alliance (NZBA) yang dipimpin industri.

NZBA adalah komponen dari Glasgow Financial Alliance for Net Zero (GFANZ) dan diselenggarakan oleh Inisiatif Keuangan Program Lingkungan PBB.

Pengumuman ini memperkuat komitmen berkelanjutan bank untuk bekerja bersama rekan-rekan industri, pelanggan, dan pembuat kebijakan dalam upaya kolektif dalam transisi global menuju nol bersih.

Utusan Khusus PBB untuk Aksi Iklim dan Keuangan Mark Carney Penasihat Keuangan Perdana Menteri Inggris Johnson untuk COP26 sepakat mengatakan DBS akan menjadi bank Singapura pertama yang bergabung dengan Net-Zero Banking Alliance dan GFANZ. Baik NZBA maupun GFANZ memiliki standar tertinggi terhadap komitmen dan tindakan emisi nol bersih.

"Dengan bergabungnya DBS dalam program ini, DBS akan bekerja dengan nasabah korporasi, investor, sesama anggota GFANZ, dan sektor publik untuk mengimplementasikan ambisi iklim menjadi tindakan yang akan mengurangi emisi sambil menumbuhkan ekonomi kita,” ujar dia dalam keterangan tertulis dikutip Sabtu, (6/11/2021).

Ia menambahkan, komitmen, keahlian, dan kepemimpinan DBS akan memberikan sumbangan kuat, khususnya di kawasan ASEAN, yang sangat penting bagi dekarbonisasi global, untuk mendorong transisi ke ekonomi emisi nol bersih.

CEO Bank DBS Piyush Gupta mengungkapkan DBS bersama aliansi GFANZ membuat komitmen demi emisi karbon nol bersih pada 2050. Langkah ini  menurut dia, tidak bisa dianggap sepele.

DBS harus menentukan jalur transisi yang tepat bagi pelanggan di industri yang berbeda. Kemudian menciptakan tonggak pencapaian jangka menengah yang realistis dalam perjalanan ini.

Perjalanan baru DBS di NZBA merupakan tantangan, mengingat banyak negara di belahan dunia sudah terjun di jalur ini. Sementara itu menurut Gupta, grup DBS baru sampai tahap awal.

"Meskipun demikian, kami sangat yakin bahwa tindakan kolektif penting untuk mencapai masa depan emisi nol bersih, dan sekarang kami memiliki pemahaman (atau pandangan) sama tentang tindakan konstruktif dan berdampak yang dapat dilakukan,” ujar Gupta.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Komitmen Bank

NZBA diluncurkan pada April 2021 dan sudah tersebar di 36 negara dengan jumlah anggota mencakup 87 bank. Pencapaian ini mewakili lebih dari 40 persen aset perbankan global senilai sekitar USD 65 triliun. Dengan penandatangan NZBA, setidaknya DBS menetapkan tiga komitmen yang akan dijalankan perusahaan.

Pertama, transisi operasional emisi gas rumah kaca (GRK). DBS akan menyelaraskan portofolio pinjaman dan investasi dengan emisi nol bersih pada 2050 atau mungkin bisa lebih cepat.

 Kedua, mengumumkan emisi absolut dan intensitas emisi setiap tahun sesuai dengan praktik terbaik dan dalam waktu satu tahun setelah menetapkan target.

Ketiga, menerapkan pendekatan yang kuat terhadap peran kredit karbon atau carbon offset , penggunaan energi berkelanjutan untuk mengimbangi penggunaan bahan bakar fosil saat melakukan rencana transisi. Langkah-langkah ini dimaksudkan dapat memperkuat upaya DBS dalam mengatasi perubahan iklim. Seraya mendorong komitmen bank demi mewujudkan masa depan emisi nol bersih.


Upaya Bank DBS

1. Mencapai emisi karbon operasional nol bersih pada 2022

DBS berkomitmen untuk mencapai emisi karbon operasional nol bersih di seluruh bank pada 2022. Perusahaan perbankan berupaya mengurangi jejak karbon bank sambil memajukan agenda pengadaan berkelanjutan.

Pada akhir 2020, sebanyak 99,9 persen pemasok baru DBS telah menandatangani komitmen Prinsip Bank dalam Pengadaan Keberlanjutan (Sustainability Sourcing Principles (SSP). Sebelumnya pada November 2017, DBS pernah teken kontrak RE100.

Sehingga menobatkan DBS sebagai bank Asia dan perusahaan Singapura pertama yang bergabung dengan prakarsa energi terbarukan global. Bank berkomitmen menggunakan 100 persen energi terbarukan dalam aktivitas operasional di Singapura pada 2030.

2. Pelacakan terus menerus guna mencapai komitmen penggunaan nol batubara pada 2039

DBS adalah bank Singapura pertama yang berkomitmen untuk paparan batubara termal nol pada 2039. Perusahaan menentukan target baru berupa paparan batu bara termal nol.

Pada April, bank mengatakan perusahaan mulai berhenti penerimaan pelanggan baru yang memperoleh lebih dari 25 persen pendapatan mereka dari batu bara termal dengan efek langsung dan menurunkan ambang batas seiring berjalannya waktu.

DBS juga mensetop pembiayaan pelanggan yang memperoleh lebih dari 50 persen pendapatan dari batu bara termal mulai Januari 2026. Pengecualian untuk untuk batu bara non-termal atau kegiatan energi terbarukan dan menurunkan ambang batas seiring berjalannya waktu.

DBS secara progresif menyempurnakan komitmen batubaranya guna meminimalisir perubahan iklim selama beberapa tahun terakhir. Pada Februari 2018, bank mengeluarkan pernyataan tentang pembatasan pembiayaan hanya untuk proyek pembangkit listrik tenaga batubara yang menerapkan teknologi lebih maju dan hasil emisi karbon lebih rendah.

Bank pun akan menghentikan pembiayaan proyek penambangan batu bara termal baru. Ini diikuti oleh penghentian total pembiayaan aset pembangkit listrik tenaga batubara baru pada April 2019. Pada saat yang sama, bank terus meningkatkan dukungan terhadap sektor energi terbarukan.

Aksi nyata dibuktikan dengan peningkatan paparan terhadap proyek energi terbarukan sebesar 4,2 miliar dolar Singapura pada 2020. Yang mana pada 2019 hanya berkisar 2,85 miliar dolar Singapura.

Selain itu, bank akan memanfaatkan Kerangka Keuangan Transisi dan Berkelanjutan DBS untuk mencapai dekarbonisasi berarti di sektor-sektor tetap padat sumber daya. Ini akan dilakukan melalui

keterlibatan dengan pelanggan untuk menetapkan strategi transisi mereka, dan penggabungan target pengurangan gas rumah kaca di semua struktur relevan.


Dongkrak Dampak Positif

3. Meningkatkan dampak positif ESG melalui keuangan berkelanjutan

Pada 2021, DBS Group menaikkan target keuangan berkelanjutan menjadi 50 miliar dolar Singapura pada 2024. Agar tujuan terwujud, bank mempercepat agenda keberlanjutannya dalam membantu pelanggan memasukkan praktik bisnis berkelanjutan ke dalam strategi bisnis mereka secara keseluruhan. Hingga akhir Oktober 2021, DBS telah menyelesaikan pembiayaan berkelanjutan senilai lebih dari 30 miliar dolar Singapura.

4. Berkomitmen untuk hadir secara transparan

Pada 2019, DBS menjadi bank pertama di Singapura dan Asia Tenggara yang mengadopsi Prinsip-prinsip Ekuator (Equator Principles atau EPs). EPs adalah kerangka kerja manajemen risiko yang diakui secara global yang diadopsi oleh lembaga keuangan untuk menentukan, menilai dan mengelola risiko lingkungan dan sosial dalam proyek infrastruktur.

DBS juga merupakan salah satu pengadopsi awal rekomendasi Satuan Tugas Pengungkapan Informasi Keuangan Perusahaan Terkait Iklim (Task Force on Climate-related Financial Disclosures, TCFD) tentang pengungkapan sukarela seputar risiko dan peluang terkait iklim.

Rekomendasi Satuan Tugas akanmembantu menjamin data lebih lengkap, bermakna, andal, dan konsisten di semua perusahaan termasuk sektor pengungkapan keuangan terkait iklim.

Hal ini memberikan para pemangku kepentingan informasi keuangan terkait iklim lebih bermakna dantransparan. Selain itu memungkinkan kekuatan pasar mendorong alokasi modal efisien dan mendukung transisi mulus ke ekonomi rendah karbon. 

 

Reporter: Ayesha Puri

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya