Qlue dan HPE Dorong Transformasi Digital Perusahaan Lewat Cloud dan Edge Computing

Menurut Founder dan CEO Qlue, Rama Raditya, implementasi cloud computing, edge computing, serta data center bersifat on-premise memungkinkan untuk menjangkau klien lebih luas.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 08 Nov 2021, 10:00 WIB
Ilustrasi Qlue. (Foto: Ist)

Liputan6.com, Jakarta - Qlue terus mendorong upaya transformasi digital untuk industri di Indonesia. Salah satunya yang penting adalah mengintegrasikan sistem pengawasan di perusahaan untuk operasional bisnis yang efisien.

Founder dan CEO Qlue, Rama Radity menuturkan, transformasi bisnis merupakan hal yang tidak dapat dibendung karena cepat atau lambat kebutuhan teknologi digital perusahaan akan semakin tinggi menyesuaikan tren yang berkembang di pasar.

Selain itu, perusahaan juga harus cepat bertransformasi untuk bisa memanfaatkan ceruk pasar yang semakin membesar. Dalam hal ini, Qlue sendiri mengimplementasikan teknologi pengolahan data pada cloud computing, edge computing, serta data center bersifat on-premise.

Teknologi itu dikembangkan Qlue untuk dapat menjangkau lebih banyak klien dan pengguna. Alasannya, pemanfaatan solusi startup ini ini dapat diimplementasikan secara fleksibel sesuai dengan preferensi dan infrastruktur yang dimiliki perusahaan klien.

"Pemanfaatan teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI) dan Internet of Things (IoT) juga terbukti dapat membantu kinerja perusahaan. Kami mencatat efisiensi operasional pengguna teknologi dari solusi Qlue ini bisa meningkat 70 persen dibanding biaya operasional sebelumnya," tutur Rama dalam keterangan resmi yang diterima, Senin (8/11/2021).

Pemanfaatan teknologi komputasi untuk pengelolaan dan pendistribusian data yang lebih cepat juga diakui oleh Country Product Manager Hewlett-Packard Enterprises (HPE) Pungky Sulistyo. Menurutnya, pemanfaatan teknologi edge computing bisa mendorong efisiensi perusahaan dalam aspek biaya operasional hingga 50 persen.

Lebih lanjut Pungky menuturkan, dengan memindahkan sistem analisis di awal, sistem pengawasan secara operasional bisa lebih cepat dalam memberikan notifikasi sehingga prosesnya bisa lebih efektif dan bersifat antisipatif.

"Contoh praktisnya adalah pemanfaatan aplikasi penunjuk jalan Google Maps, pengguna jalan pasti sudah sangat menikmati manfaat dari aplikasi tersebut. Baik cloud computing maupun edge computing sendiri bersifat saling melengkapi, sehingga aplikasinya tentu akan sangat tergantung dari kebutuhan transformasi digital dari perusahaan tersebut," tuturnya.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Qlue Sinergikan Kearifan Lokal dengan Ekonomi Digital Lewat Lokalisasi Teknologi

Founder dan CEO Qlue, RaMa Raditya. Dok: Qlue

Di sisi lain, Qlue mendorong peningkatan lokalisasi teknologi untuk mempertahankan kearifan lokal di Indonesia. Langkah ini dinilai perlu agar tidak terjadi benturan digitalisasi dengan nilai-nilai budaya Indonesia.

Menurut Founder dan CEO Qlue, RaMa Raditya, kemajuan teknologi memiliki potensi untuk mendegradasi kearifan lokal jika tidak dikelola secara optimal.

"Salah satunya contohnya adalah urbanisasi yang semakin tinggi lantaran perkembangan teknologi cenderung lebih banyak dimanfaatkan di kawasan perkotaan. Kondisi itu mengakibatkan kawasan perdesaan akan ditinggal penduduknya yang berpotensi mengurangi nilai-nilai kearifan lokal masyarakat" kata Rama melalui keterangannya, Selasa (12/10/2021).

Maka dari itu, kara RaMa, lokalisasi teknologi menjadi vital demi mendorong sinergi lebih optimal antara kemajuan teknologi dan kearifan lokal dalam memanfaatkan potensi ekonomi digital di Indonesia.

"Sebab, penetrasi teknologi yang mayoritas berasal dari luar negeri tidak otomatis menjadi jawaban atas persoalan yang terjadi di suatu wilayah. Dengan didukung data-data yang komprehensif, lokalisasi teknologi menjadi lebih signifikan manfaatnya dalam menjadi solusi bagi masyarakat," ucapnya menambahkan.


Tak Hanya Fokus Kembangkan Teknologi

Logo startup Qlue. (Ist.)

Raa menuturkan suatu hal yang signifikan adalah mengakomodir pasar yang ada. Jadi tidak hanya fokus mengembangkan teknologi, tetapi juga mengadaptasi teknologi untuk menjadi solusi atas sebuah masalah.

"Secara talent, Qlue memiliki engineer yang berasal dari berbagai daerah seperti Yogyakarta, Bandung, bahkan sampai Papua. Prinsip hyper-localized teknologi itu sudah diterapkan perusahaan sehingga bisa menjangkau seluruh provinsi di Indonesia, bahkan diterima oleh pasar di Jepang, Malaysia, dan Singapura," klaimnya.

Penetrasi teknologi yang cukup tinggi menjadi salah satu perhatian dari pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya di Indonesia.

Transformasi digital yang berlangsung dalam skala luas harus memperhatikan nilai-nilai kearifan lokal agar tidak masyarakat tidak kehilangan identitas kebudayaan.

(Dam/Isk)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya